Salin Artikel

Usai Debat, Sudirman Yakin Peluang Menang di Pilkada Jateng Besar

“Lima tahun itu lama, dan mereka (Ganjar-Yasin) menjelaskan rencana, bukan apa yang dikerjakan. Saya yakin dipilih di pilkada ini,” ujar Sudirman ketika konferensi pers seusai debat, Jumat malam.

Keyakinan itu bukan tidak beralasan. Sudirman berdalih, selain debat disiarkan langsung oleh sejumlah televisi, ada juga nonton bareng debat kandidat di tengah masyarakat di 1.110 lokasi.

Artinya, sambung Dirman, itu menunjukkan potensi yang luar biasa.

“Oleh KPU dikatakan seluruh kecamatan menyaksikan dan itu pasti berpengaruh. Mana orientasi kerja dan mana orientasi publikasi,” ujarnya.

Di dalam debat, Sudirman mengaku menekankan soal program kerjanya menurunkan angka kemiskinan dari 12,21 persen saat ini menjadi 6 persen. Ia mempunyai cara yang akan diterapkan jika terpilih kelak.

Selain modal itu, keyakinan tersebut didapat karena pengalaman pemerintahan sebelum Ganjar-Heru, pernah menurunkan angka kemiskinan 5,7 persen selama 5 tahun. Ia meyakini penurunan angka kemiskinan 6 persen bukan sesulit yang dibayangkan.

“Di zaman Pak Bibit Waluyo kemiskinan itu turun 5,7 persen. Sekarang 4,5 juta miskin, 2,2 juta di antaranya kategori sangat miskin. Sebanyak 35 persen lebih warga belum ter-cover jaminan kesehatan. Masih banyak rumah yang bertembok gedek, berlantai tanah,” ujarnya.

Kendati demikian, mantan menteri ESDM ini bersyukur debat berlangsung atraktif dan menunjukkan geliat demokrasi. Antar pasang calon dan pendukung tidak perlu saling bermusuhan.

“Perdebatan tadi cukup hangat,” ucapnya.

Ganjar bahagia

Sementara itu, Ganjar Pranowo seusai debat mengaku bahagia. Lewat penyampaian visi misi ia ingin agar masyarakat memilih program yang terbaik.

“Debat ini saya bahagia, data ditampilkan. Mudah-mudahan masyarakat tercerdaskan agar mudah memilah dan memilih,” ujarnya, dalam kesempatan terpisah.

Meski begitu, ia meminta kompetitornya, Sudirman Said untuk lebih valid lagi memakai data. Jangan sampai yang dibicarakan di dalam debat bersumber dari data yang tidak akurat.

“Saya sampaikan, tidak hafal (data) boleh, tapi ngawur jangan. Kebijakan boleh diukur, dikaji secara akademis. Kami tampilkan data tadi ditolak, ternyata data dipakai. Kami ingin edukasi publik bahwa argumentasi itu ada data, fakta dan perbandingan,” tandas pria berambut putih ini.

https://regional.kompas.com/read/2018/04/21/09003651/usai-debat-sudirman-yakin-peluang-menang-di-pilkada-jateng-besar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke