Salin Artikel

Tekan Intoleransi, Ganjar-Yasin Terus Gandeng Tokoh Agama

"Guyub dan rembugan itu cara selesaikan. Pelibatan MUI, FKUB, Forkominda lalu kan pencegahan agar radikalisme gak terjadi," ucap Ganjar.

Ganjar mengatakan, setiap daerah mempunyai pendekatan yang berbeda dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Namun pihaknya selalu ingin semua pihak terlibat baik usulan maupun partisipasi di dalam kegiatan Musrembang.

Di setiap Musrembang, tokoh agama, tokoh masyarakat didengar pendapatnya. Menurut Ganjar, itulah cara untuk menghormati seseorang.

"Diajak ambil keputusan dan itu nguwongke (menghormati) beliau. Ajak dialog dan rembukan sama gubernurnya," tambahnya.

Sementara wakilnya, Taj Yasin ingin membuka perpustakaan di tingkat pesantren untuk mengurangi kesalahpahaman. Literasi dengan perpustakaan akan menjaga NKRI dari gempuran yang ada.

"Perpustakaan di pesantren, menjaga NKRI ke depan. Literasi keberagaman Islam rahmatan lil alamin," tambah Yasin.

Kebebasan berbicara dan berpendapat di Jawa Tengah sepanjang 2017 menunjukkan tren yang negatif.

Hasil penelitian tentang kebebasan beragama oleh Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) Semarang menyebutkan, setidaknya terdapat puluhan kasus pelanggaran terjadi sepanjang tahun 2017 lalu.

Mayoritas pelanggaran didominasi penolakan terhadap kegiatan berbasis agama.

Persoalan intoleransi hampir setiap tahun masih soal pendirian rumah ibadah, dan konflik horizontal di kalangan masyarakat.

https://regional.kompas.com/read/2018/04/20/21190241/tekan-intoleransi-ganjar-yasin-terus-gandeng-tokoh-agama

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke