Salin Artikel

Di Balik Surat Bocah Amin untuk Jokowi, Kaki Palsu untuk Naik Sepeda

Meski mengalami kelainan bawaan sejak lahir, tangan kiri dan kaki kirinya mengecil, semangatnya tak pernah mengerdil.

Naik sepeda dilakoninya setiap hari meski dengan bantuan kaki palsu.

Namun, kaki palsu yang selama ini dipakainya sudah tak layak pakai lagi karena termakan usia. Oleh karena itu, dia berharap bisa memiliki kaki palsu baru.

Hanya saja, ibunya tak memiliki banyak uang untuk menggantinya.

Dia pun terpikir menuliskan surat untuk Presiden Joko Widodo meminta kaki palsu baru. Surat beserta video yang diunggah melalui akun Facebook milik pamannya, Ahmad, viral di media sosial.

Dalam surat yang ditulis tangan tersebut, Amin menuturkan bahwa dirinya tak berharap apa-apa lagi, selain kaki palsu baru, untuk membantu dirinya beraktivitas dan bersekolah.

Amin juga menceritakan kondisi keluarganya yang ada di Desa Tolada yang sulit secara ekonomi. Ibu kandungnya menjadi janda lantaran ayah kandungnya pergi meninggalkan mereka karena tak sudi memiliki anak cacat.

Amin bercerita pula bahwa dia bersama ibu kandungnya hanya menumpang di rumah tantenya. Padahal, kondisi ekonomi tantenya juga sangat terbatas. Hidup sehari-hari mereka juga kadang tak cukup.

“Saya yang menulis surat itu pada bulan Maret, sekitar 2 minggu yang lalu, dan di-publish di media sosial Facebook atas nama paman saya, Ahmad,” kata Amin, Selasa (10/4/2018).

Amin mengatakan, selain menulis surat, dia juga meminta kepada ibunya untuk merekamnya. Video itu diunggah bersamaan dengan surat tersebut.

“Saya juga meminta kepada ibu untuk memvideokan saya agar lebih jelas keadaan saya, dan video itu saya berikan ke paman untuk di-publish,” ungkapnya.

Amin menuturkan, tidak ada gunanya rendah, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah dan pergaulannya.

“Saya tidak punya perasaan lain seperti mau malu kepada siapa saja, saya tetap bergaul bermain dengan teman di sekolah maupun di kampung, dan mereka menerima saya apa adanya,” tuturnya.

Perjuangan ibu

Ibu Amin, Andi Besse, menuturkan, Amin adalah putra kandungnya dengan seorang polisi bernama Samduddin Amin yang bertugas di Mamuju, Sulawesi Barat. Namun suaminya kemudian meningalkan mereka berdua karena tidak ingin melihat anaknya lahir dalam kondisi cacat.

“Dulu kami bersama di Mamuju. Setelah lahir Amin dan melihat kondisinya yang cacat, tiba-tiba bapaknya meninggalkan kami dan sampai saat ini, kami tak tahu dimana keberadaannya. Sudah belasan tahun kami tidak mengetahuinya,” kata Andi Besse.

Saat itu, Andi Besse mengaku sangat terpukul. Ke mana-mana dia terpaksa harus membawa Amin demi menghidupi anaknya itu. Saat itu, dia bekerja di perusahaan kelapa sawit lalu memilih pulang ke kampung untuk bekerja bersama keluarga. Kini Andi Besse memilih bekerja sebagai tukang jahit di Desa Tolada.

“Untuk bisa menghidupi dan melanjutkan pendidikan Amin, saya memilih bekerja sebagai tukang jahit di desa ini. Dengan penghasilan yang tidak menentu, kadang dapat Rp 100.000 per minggu kadang juga tidak, tergantung jika ada yang memberikan jahitan,” ucapnya.

https://regional.kompas.com/read/2018/04/12/07251481/di-balik-surat-bocah-amin-untuk-jokowi-kaki-palsu-untuk-naik-sepeda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke