Salin Artikel

Hari Nelayan di Bengkulu Dimeriahkan Parade Kapal Tolak Trawl

Parade diikuti ratusan nelayan, dimulai dari Kelurahan Malabero, Kota Bengkulu. Antusias masyarakat cukup tinggi dalam parade.

"Ini merupakan peringatan Hari Nelayan Nasional. Kita dan semua nelayan bersepakat untuk menjaga lingkungan laut dan meninggalkan alat tangkap trawl," kata koordinator parade, Kelvin Aldo.

Parade selain diikuti 26 kapal tradisional mengarungi Samudera Hindia juga diikuti oleh kaum ibu, remaja, dan anak-anak.

Kelvin mengungkapkan, nelayan merupakan salah satu aset nasional dalam menunjang perekonomian nasional yang perlu mendapatkan perhatian lebih.

Setelah 57 tahun Hari Nelayan Nasional diggagas, kehidupan para nelayan di Indonesia, termasuk di Bengkulu masih memprihatinkan. Taraf hidup mereka masih jauh dari kata sejahtera.

Dengan fasilitas penangkap ikan seadanya, para nelayan juga semakin terpuruk di tengah degradasi sumber daya laut.

Degradasi tersebut salah saturnya disebabkan operasi alat penangkapan ikan terlarang pukat harimau atau trawl.

Seperti dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 71/PERMEN-KP/2016 tentang Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat Penangkapan Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik.

Meski sudah dilarang pengoperasiannya melalui sejumlah regulasi, faktanya alat trawl masih beroperasi dengan leluasa di perairan Bengkulu.

Para nelayan tradisional Bengkulu sudah berpuluh tahun "berperang" dengan trawl. Kesabaran tersebut juga tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang memberikan kelonggaran pada penggunaan alat tangkap tersebut.

Kemudian, terhitung 1 Januari 2018, pengoperasian trawl dinyatakan melanggar hukum. Namun anehnya, operasi alat ini masih ditemui di perairan Bengkulu mulai dari pesisir Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu dan Seluma hingga Bengkulu Selatan.

Untuk menyatakan penolakan terhadap trawl, para nelayan tradisional yang bergabung dalam Aliansi Nelayan Tradisional Bengkulu (ANTB) sudah berulangkali menyampaikan aspirasi.

Hari Nelayan Nasional tahun ini kembali menjadi momentum bagi nelayan untuk mendesak aparat penegak hukum membersihkan trawl dari laut Bengkulu.

Di Bengkulu saat ini masih beroperasi setidaknya 300 unit kapal pengguna trawl.

"Karena itu parade laut menggunakan seratusan kapal tradisional menjadi momentum untuk mendesak penegak hukum segera bertindak sebelum para nelayan tradisional mengambil tindakan sendiri-sendiri," tegas Kelvin.

Sementara nelayan tradisonal Bengkulu, Rahman Syah mengatakan, perjuangan nelayan tidak akan kendor untuk memastikan sumber daya laut Bengkulu bebas dari eksploitasi kapal trawl.

"Kami tidak akan menyerah untuk membela laut dari trawl karena laut adalah masa depan kami," katanya seraya mengatakan parade ini dikawal KRI Kurau dan dua kapal patroli lainnya.


https://regional.kompas.com/read/2018/04/06/18093391/hari-nelayan-di-bengkulu-dimeriahkan-parade-kapal-tolak-trawl

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke