Salin Artikel

Sebelum Hilang di Gunung Merbabu, "Survivor" dari Selandia Baru Sempat Kirim Foto "Selfie"

SALATIGA, KOMPAS.com - Andrey Voytech, survivor asal Selandia Baru yang hilang di Gunung Merbabu, sempat mengirimkan foto-foto selfie kepada rekannya, Sistha Amina Ferdiyani (20), warga Magelang.

Sebagaimana diketahui, Andrey diketahui hilang kontak sejak Jumat (30/3/2018) sekitar pukul 16.00 WIB. Namun, peristiwa ini baru dilaporkan oleh teman korban pada Sabtu (31/3/2018) sore.

Sebelum hilang kontak, yang bersangkutan melakukan komunikasi dengan Sistha sebanyak empat kali sepanjang Jumat (30/3/2018).

Awalnya, pukul 03.30 WIB, korban keluar dari Hotel Sanjay dengan menaiki sepeda motor Honda Beat bernomor polisi AB 5424 LZ warna hitam. Sepeda motor ini disewa dari Bandara Adisutjipto, Yogyakarta.

Sekitar pukul 06.00 WIB, korban memberitahukan kepada rekannya bahwa ia berada di Pos I Cunthel.

Selang satu setengah jam kemudian, sekitar pukul 07.43 WIB, Andrey mengabarkan bahwa ia sudah sampai di Pos 2.

Selanjutnya sekitar pukul 13.57 WIB, korban sempat berswafoto dan dikirimkan ke Sistha.

Kemudian pukul 15.47 WIB atau selang tiga jam kemudian, korban memberi tahu temannya bahwa ia berada di hutan. Inilah kontak terakhir korban dengan rekannya.

"Saya sempat kontak pertama itu jam 06.05 WIB dia kirim foto, terus terakhir bilang mau turun jam 13.58 WIB. Sampai situ terakhir kontak jam 15.47 WIB dia ada di hutan. Jam 17.36 WIB saya hubungi lagi sampai sekarang masih centang satu (pesan belum terkirim)," kata Sistha, rekan Andrey, Senin (2/4/2018).

Warga Magelang itu sempat mengaku sempat melarang Andrey untuk mendaki Gunung Merbabu karena yang bersangkutan belum pernah mendaki gunung di Indonesia.

Andrey diketahui hanya berbekal dua botol air mineral saat pamit mendaki Gunung Merbabu.

"Saya sempat larang, tapi setengah empat dia langsung berangkat. Saya larang karena saya tahu enggak bagus begitu kan, tapi dia tetap nekat berangkat sendiri," ucapnya.

Sementara itu, Koordinator Pinoes Rescue, Suryo Sigit, mengatakan, beberapa pendaki sempat berpapasan dengan korban di jalur Tekelan.

Salah satunya adalah dua orang pendaki lokal, Arsi Widi Setiyatno dan Yogama Arfiyanto dari Kabupaten Batang, bertemu dengan korban di Pos I Pending.

"Bahkan pendaki asal Jakarta melihat korban sedang bermain dengan monyet di hutan Merbabu," tutur Sigit.

Salah seorang relawan, Pawit Teguh Santosa, warga Dusun Kaliduren, Desa Kopeng, Getasan, mengungkapkan, nama korban tidak terdaftar dalam manifes pendaki lantaran tidak mendaftar sebagai pendaki di basecamp yang sudah disiapkan.

Sejumlah warga Kampung Cuntel yang sedang menggelar hajatan sempat bertemu dengan korban. Melihat korban sendirian, warga berupaya mengarahkan korban agar mengurungkan niat mendaki Gunung Merbabu, tetapi hal itu tidak dihiraukan.

"Sabtu malam, menurut informasi, dia hanya ketemu dengan orang kampung yang tidak bisa bahasa Inggris. Dihubungi HP-nya mati," ujar Teguh yang juga Kepala Dusun Kaliduren, Kopeng.

https://regional.kompas.com/read/2018/04/02/12205231/sebelum-hilang-di-gunung-merbabu-survivor-dari-selandia-baru-sempat-kirim

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke