Salin Artikel

Bowo Bangga, Suvenir Militer Karyanya Jadi Langganan Para Jenderal

Pasalnya seperempat wilayah kota ini menjadi basis militer mulai dari Akademi Militer (Akmil), Rindam IV Diponegoro, Secaba TNI, hingga Artileri Medan (Armed).

Darwo Wibowo (43) warga Perum Tidar Indah, Kelurahan Magersari, Kecamatan Magelang Tengah, menangkap peluang tersebut menjadi sebuah usaha menggiurkan.

Darwo memproduksi beragam kerajinan atau aksesoris serba militer.

Ia mengawali usahanya itu sejak 2006.

Berbagai profesi telah dikerjakan pria asli Brebes, Jawa Tengah itu, mulai dari penjual sandal, tahu hingga buruh serabutan.

Awalnya usahanya hanya dibantu sang istri, Winarni (44).

Namun berkat keuletannya, usaha Bowo berkembang pesat.

Sampai saat ini, ia memiliki 15 karyawan untuk membantu membuat suvenir dan tukang jahit.

Bowo bercerita, dulu pesanan hanya datang dari per orang saja.

Dia juga rajin memasarkan karyanya ke toko-toko perlengkapan militer di sekitar komplek Akmil Kota Magelang.

"Pesanan semakin banyak, saya juga pasok ke toko-toko,instansi militer baik di Magelang maupun luar daerah dan hampir semua batalyon pesan pada kami," ujarnya. 

Langganan para jenderal

Puluhan hingga ratusan jenis suvenir atau cinderamata yang diproduksi Bowo, antara lain gantungan kunci, patung, plakat, atribut militer, medali hingga sapu tangan.

Harga yang dibanderol bervariasi, mulai Rp 4.000 per buah sampai ratusan ribu rupiah.

Bagi Bowo, yang paling membanggakan adalah pesanan dari petinggi-petinggi TNI di Indonesia.

"Jadi kebanggaan saya karena setiap serah terima jabatan di Akmil atau batalyon mana pun pakai hasil karya saya. Biasanya mereka pakai plakat untuk kenang-kenangan, lalu miniatur pedang, medali dan lainnya," kata Bowo.

Satu lagi kehormatan yang tidak pernah dilupakan adalah pesanan dari pasukan khusus Indonesia untuk misi perdamaian Persatuan Bangsa Bangsa (PBB).

Cinderamata yang didesain pun unik, berupa miniatur wayang kulit khas Indonesia.

"Cinderamata yang mereka pesan dari saya dibawa pasukan perdamaian PBB ke negara tujuan misi mereka. Desainnya khusus berupa wayang dari fiber dan plakat gunungan wayang. Tentu saya merasa terhormat," tutur ayah anak empat itu. 

Omzet meningkat

Saat ini, usaha Bowo berkembang dengan rata-rata omzet Rp 1 juta per hari.

Dari hasil jerih payah ini, dirinya bisa membeli rumah dan menghidupi keluarga serta karyawan-karyawannya.

Meski tidak dipungkiri, lanjut Bowo, banyak kendala yang harus dihadapi selama mengembangkan usahanya.

Seperti harga bahan baku fiber yang terus merangkak naik, terlebih harga bahan tersebut mengikuti fluktuasi kurs dollar terhadap rupiah.

Bowo tidak hanya menerima pesanan, tetapi juga kerap diundang ke berbagai pertemuan untuk memberi motivasi usaha atau pelatihan membuat cinderamata.

Dia juga memiliki binaan kelompok usaha kecil untuk masyarakat di Kampung Kiringan, Kota Magelang dan Desa Pucang, Kabupaten Magelang.

https://regional.kompas.com/read/2018/03/31/12442031/bowo-bangga-suvenir-militer-karyanya-jadi-langganan-para-jenderal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke