Salin Artikel

Cerita Ego, Siswa SMP Penganyam yang Tasnya Dibeli David Beckham

Ternyata, Beckham tak hanya berkunjung ke rumah Sripun. Dia juga ngobrol khusus dan mengunjungi rumah siswa bernama Ego Krisna Yulianto. Siswa pria itulah yang muncul dalam beberapa foto Sripun dan Beckham.

Ego adalah siswa kelas VIII di SMPN yang sama dengan Sripun. Dia sehari-hari tinggal bersama neneknya di Kelurahan Pancursari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

Sehari-hari, Ego ikut membantu neneknya bekerja membuat tas anyaman.

Kehidupan Ego ini menarik perhatian Beckham. Apalagi, dia juga termasuk salah satu dari 40 agen perubahan untuk program anti-bullying di sekolah bersama Sripun.

“Kemarin ditanya Beckham kegiatannya apa saja, sepulang sekolah apa saja,” kata Ego yang didampingi guru dan kepala sekolah saat ditemui di sekolahnya, Rabu (28/3/2018).

“Saya jawab, bantu Mbah bikin tas keranjang,” ucapnya.

Ego mengaku sangat terkejut ketika Beckham hendak ke rumahnya. Tidak ada persiapan sama sekali untuk menyambut suami dari Victoria Beckham itu.

Dia baru diberi tahu saat Beckham sudah berada di sekolahnya. Lalu mereka diantar pada siang hari ke rumahnya setelah selama hampir 3 jam berada di sekolah dan rumah Sripun. Selama kurang lebih 15 menit, Beckham berbincang di rumah Ego.

Di ujung pertemuan, Beckham membeli sebuah tas anyaman warna kuning buatan nenek Ego. Tas itu, lanjut Ego, akan diberikan kepada anaknya yang paling kecil.  

“Beckham beli tas. Mau dikasih sama nenek, tetapi dia enggak mau, terus dia beli satu. Tasnya warna kuning. Katanya buat anaknya yang kecil,” ucapnya.

Pesan Beckham

Di sela perbincangan itu, Beckham bercerita soal masa kecilnya yang sempat menjadi korban bullying dari tetangganya. Para tetangga itu pesimistis bahwa Beckham bisa menjadi pemain sepak bola yang hebat.

Namun, rasa optimistisme Beckham muncul dan dia akhirnya berlatih keras hingga bisa menembus skuat klub Manchester United.

“Beckham cerita waktu kecilnya, dia punya cita-cita tinggi ingin jadi pemain bola. Lalu dibilangin tetangga saat usia 14 tahun bahwa dia tidak bakalan bisa. Lalu dia buktikan bisa jadi pemain bola,” ucapnya.

Beckham pun menyemangati Ego untuk tidak berhenti belajar dan bekerja keras. Dengan begitu, cita-cita yang dikehendakinya bisa tercapai.

“Saya bercita-cita ingin menjadi pengusaha. Ingin membesarkan usaha nenek. Saya diminta belajar dan meraih impian,” ucapnya.

“Iya minta tanda tangan di foto (karikatur) saya,” ucapnya.

Setelah dari rumah Ego, Beckham kemudian menuju ke PAUD di dekat rumahnya.

Sementara itu, guru yang juga Wakil Kepala SMPN 17 Semarang Kurniawan Sutrisnadi mengatakan, Beckham tertarik mengunjungi rumah Ego karena profilnya yang menarik. Dua siswa, Ego dan Sripun, dipilih langsung oleh UNICEF dan Beckham dari 40 agen perubahan.

“CV Ego dan Sripundati itu menarik karena dari keluarga marginal. Tapi mereka punya semangat belajar tinggi dan masuk 3 besar,” ujar Kurniawan.

Sementara Ego, lanjut dia, setiap hari membantu membikin tas anyaman. Kala libur, Ego bahkan ikut bekerja serabutan untuk memenuhi nafkah keluarga.

“Kalau libur (Ego) jadi tukang batu,” tambahnya.

Ego dan Sripun merupakan salah satu agen perubahan di sekolahnya. Para agen itu sebagian besar adalah mereka yang menjadi korban bullying dan sebagian lainnya pernah menjadi pelaku bullying.

Bullying terjadi di lingkungan di sekolah. Tidak jarang antar siswa saling mengejek, bahkan memanggil seseorang dengan nama orangtuanya, lalu mengejek warna kulit.

“Semua itu masuk bullying dan itu pengaruh besar pada anak. Nah, Ego ini stigmanya paling nakal dan ternyata bisa diubah melalui pendekatan itu,” tandasnya.

https://regional.kompas.com/read/2018/03/31/07533931/cerita-ego-siswa-smp-penganyam-yang-tasnya-dibeli-david-beckham

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke