Salin Artikel

Kelestarian Burung Maleo Terancam, Habitatnya Diganggu Aktivitas Manusia

GORONTALO, KOMPAS.com – Tiga ancaman serius mengintai kelangsungan hidup burung maleo (Macrocephalon maleo), satwa endemik Pulau Sulawesi.

Ketiganya adalah rusaknya habitat hutan, hilangnya ladang peneluran, serta perburuan burung dan telurnya.

“Tidak semua hutan atau pantai menjadi habitat burung maleo,” kata Iwan Hunowu, Sulawesi Program Manager, Wildlife Conservation Society–Indonesia Program (WCS-IP), Jumat (23/3/2018).

Burung ini hanya bisa ditemukan di hutan primer yang memiliki panas bumi (geotermal) atau di kawasan hutan yang memiliki pantai.

Di Pulau Sulawesi, tidak banyak hutan yang memiliki kondisi lingkungan yang dibutuhkan maleo untuk melangsungkan kehidupannya.

“Namun, tidak semua hutan yang ada panas buminya terdapat burung maleo. Burung ini juga pilih-pilih lokasi yang sesuai,” tutur Iwan.

Habitat unik dan khas ini membuat burung maleo rentan terhadap gangguan, terutama oleh manusia. Sedikit saja ancaman muncul, sulit bagi maleo untuk mengembangkan kehidupannya.

Perambahan hutan dan alih fungsi di kawasan peneluran maleo menjadi ancaman utama burung ini. Maleo akan terusir dari habitatnya dan sulit menemukan lahan yang dibutuhkan untuk berkembang biak.

Perburuan burung dan telurnya oleh orang yang tidak bertanggung jawab menghantui kelangsungan hidup mereka.

Di Gorontalo, maleo dijumpai di kawasan Hungayono, Pohulongo, dan beberapa titik di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Mereka mengandalkan panas bumi untuk “mengerami” telur.

Di kawasan barat Gorontalo, burung ini dijumpai di Cagar Alam Panua yang meletakkan telurnya di pasir pantai. Telur ini menetas setelah panas pasir yang bersumber dari matahari menghangatkannya selama 60 hari.

https://regional.kompas.com/read/2018/03/23/14120901/kelestarian-burung-maleo-terancam-habitatnya-diganggu-aktivitas-manusia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke