Salin Artikel

Banyak Kader NU Bersaing pada Pilkada, PBNU Minta Nahdliyin Tidak Pecah

MAGELANG, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal Zaini, meminta kepada semua nahdliyin (warga NU) untuk tetap menjaga kebersamaan menjelang Pilkada Serentak 2018.

Seperti diketahui, pada pesta demokrasi tahun ini, banyak kader dan tokoh NU yang maju sebagai kandidat dengan kendaraan politik yang berbeda-beda.

"Demokrasi adalah pilihan untuk mengelola pemerintah. Harapannya untuk warna NU, baik yang dipilih maupun memilih, untuk menjunjung tinggi kebersamaan, tidak menggunakan hoaks, tidak menyebar ujaran kebencian. Mari bersaing sportif, jadi tidak terjadi perpecahan," kata Helmy di sela kegiatan topping-off RSU Syubbanul Wathon di Kabupaten Magelang, Selasa (20/3/2018).

Menurut Helmy, dinamika adalah hal yang wajar dalam proses politik. Untuk itu, sudah sepatutnya nahdliyin mengedepankan kedewasaan dalam berpolitik sehingga mampu memilih calon pemimpin yang memenuhi kriteria.

"Dinamika itu sudah biasa dalam proses politk dan saya rasa warga nahdliyin sudah dewasa dalam berpolitik. Mereka sudah melek politik dan mampu calon pemimpin yang amanah," imbuhnya.

Helmy menyebutkan, hampir di setiap daerah ada kader NU yang maju menjadi calon kepala daerah, seperti di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, di mana dua warga NU maju dalam posisi berseberangan. Namun, Helmy menjamin hal itu tidak akan berpengaruh pada NU.

"Potensi perpecahan dapat diatasi dengan kedewasaan politik warga NU, semua bisa diselesaikan dengan baik. Kita mencontoh pilihan kepala desa atau lurah yang tetap damai. Itu cermin dari perbedaan," ujarnya.

Helmy mengingatkan warga NU untuk dapat memilih calon kepala daerah yang sesuai dengan apa yang diharapkan NU. Kriteria yang dimaksud adalah pemimpin yang dapat dipercaya, cerdas, dan menyampaikan aspirasi rakyat.

"Kita serahkan kepada warga, mereka sudah melek politik, tetapi kami hanya berharap warga dapat memilih pemimpin yang sidiq, amanah, fathonah, tablig, (cerdas, jujur, tepercaya, dan menyampaikan) di kapasitas dan kapabilitasnya," ucapnya.

Untuk diketahui, pada Pilkada 2018 di Jawa Tengah ada Ida Fauziah, kader NU yang menjadi calon wakil gubernur berpasangan dengan calon gubernur Sudirman Said. Mereka diusung oleh Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, dan Partai Kebangkitan Bangsa.

Di sisi seberang, ada Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin, merupakan putra dari Kiai Maimoen Zubair, ulama sekaligus tokoh NU. Gus Yasin maju sebagai calon wakil gubernur bersama petahana Gubernur Ganjar Pranowo. Pasangan ini diusung PDI-P dan PPP.

Adapun di Jawa Timur, ada dua calon gubernur yang resmi maju, yakni Gus Ipul yang dulu pernah menjadi ketua umum Gerakan Pemuda Ansor, dan kini menjabat salah satu ketua di PBNU. Gus Ipul ditemani oleh Puti Guntur Soekarno.

Pasangan tersebut bertarung dengan calon gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang dulu Menteri Sosial dan kini masih menjabat Ketua Umum Muslimat NU.

Khofifah berpasangan dengan Emil Elistyanto Dardak yang juga Bupati Trenggalek. Pasangan ini diusung Partai Demokrat, Golkar, PAN, PPP, serta Partai Hanura.

https://regional.kompas.com/read/2018/03/20/20515211/banyak-kader-nu-bersaing-pada-pilkada-pbnu-minta-nahdliyin-tidak-pecah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke