Salin Artikel

Khidmat Melasti Umat Hindu di Lereng Gunung Merbabu

Mereka mengenakan pakaian adat khas umat Hindu di Bali. Tidak lupa iringan gamelan dengan irama khas Pulau Dewata terus mengalun di sepanjang perjalanan mereka.

Itulah awal rangkaian prosesi Melasti untuk menyambut Hari Raya Nyepi tahun baru Caka 1940 yang jatuh pada 17 Maret mendatang. Kegiatan ini rutin digelar umat Hindu yang tinggal di kaki Gunung Merbabu itu.

Umat membawa sesajian berupa hasil bumi, bunga, dan buah-buahan. Sesajian itu kemudian diletakkan di altar utama di lapangan sumber air Tukmas bersama simbol Trimurti atau tiga dewa yang disembah umat Hindu, yakni Dewa Wisnu, Dewa Siwa, dan Dewa Brahma lengkap dengan Jumpana (singgasana).

Di depan altar, seluruh umat duduk bersila, sembari bersiap melakukan persembahyangan. Irama lonceng dari tangan Pemangku Pinandhito Jero Wayan Gede pun berbunyi sebagai tanda dimulainya Melasti. Suasana berubah hening. Aroma asap dupa menyerbak.

Pemangku lalu membaca mantra doa-doa yang khusyuk diikuti oleh seluruh umat. Tidak lama setelah itu, pemangku berkeliling sembari memercikkan air suci yang diambil dari mata air Tukmas ke seluruh umat serta perangkat-perangkat peribadatan.

“Sumber air Tukmas di Grabag ini merupakan lambang kesejahteraan dan kesucian umat manusia sejak zaman dahulu. Tanpa air kita tidak bisa hidup,” jelas I Gede Suarti.

I Gede menuturkan, peringatan Hari Raya Nyepi tahun ini terasa berbeda karena bersamaan dengan penyelenggaraan Pilkada di berbagai daerah. Momen ini adalah waktu yang tepat untuk menyuarakan persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia.

Tema hari besar ini pun mengangkat "Caturbrata Penyepian Kita Tingkatkan Persatuan Keragaman Keutuhan NKRI".

“Hari Raya Nyepi kali ini bertepatan dengan tahapan Pilkada, sehingga umat diharapkan tetap menjaga kerukunan di tengah keberagaman yang kita miliki, tidak terpecah dalam suasana politik," tegasnya.

Setelah Melasti, prosesi akan dilanjutkan dengan Macaru atau Tahur Kesangka yang akan dilakukan oleh umat Hindu di wilayah Magelang, di Pura Wira Buana, di komplek Akademi Militer Kota Magelang, Jumat (16/3/2018). Kemudian dilanjutkan dengan kirab ogoh ogoh yang bisa disaksikan masyarakat Magelang.

Adapun puncak persembahyangan hari raya Nyepi akan dilakukan di pura yang sama pada Sabtu, (17/3/2018) pagi. 

https://regional.kompas.com/read/2018/03/15/18032891/khidmat-melasti-umat-hindu-di-lereng-gunung-merbabu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke