Salin Artikel

Mengaku Sering Terlambat Terima Honor, Kepala Dusun Ini Jadi Pencuri Sapi

PROBOLINGGO, KOMPAS.com – Honornya yang sering datang terlambat membuat Topo, seorang kepala dusun, menjadi pelaku pencurian sapi. Sempat lari ke Papua, dia kembali ke rumahnya dan langsung dibekuk polisi.

Topo (35) adalah Kepala Dusun Raab, Desa/Kecamatan Bantaran, Kabupaten Probolinggo. Dia mengaku mencuri sapi karena terimpit masalah ekonomi. Sebab, pencairan honor sebagai perangkat desa sering terlambat.

“Honor sebagai perangkat desa sering telat. Padahal, saya mengandalkan honor itu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ya untuk makan. Karena penghasilan saya di luar honor itu tak tentu,” kata Topo saat mengenakan baju tahanan di Mapolres Probolinggo, Senin (5/3/2018).

Setelah mencuri sapi, Topo, yang dijuluki kapten saat mencuri sapi oleh rekan-rekannya, lari ke Papua dan bekerja setahun. Dia pulang ke rumah karena kangen anak dan istri.

“Dua rekan saya sudah masuk (ditahan) dan satunya sudah meninggal dunia,” ujarnya.

Kapolres AKBP Fadly Samad menjelaskan, Topo sudah lama menjadi buron atas kasus pencurian dua ekor sapi milik Sahri, warga Desa Pondok Wuluh, Kecamatan Leces.

Topo mengajak tiga rekannya untuk mencuri, yaitu Dahlan, Hasan, dan Samin. Dua ekor sapi itu dijual ke penadah senilai Rp 18 juta, dan Topo mendapat bagian Rp 3 juta.

“Mereka spesialis komplotan maling sapi. Sebelum beraksi, mereka terlebih dahulu memetakan kondisi sasaran. Rekan-rekan pencurinya tidak meragukan Topo karena seorang perangkat desa. Mereka mengaku diajak Topo mencuri sapi. Topo ditangkap saat pulang,” jelas Samad.

Topo dijerat Pasal 363 KUHP dengan ancaman penjara tujuh tahun.

https://regional.kompas.com/read/2018/03/05/22350071/mengaku-sering-terlambat-terima-honor-kepala-dusun-ini-jadi-pencuri-sapi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke