Salin Artikel

Marbut Masjid yang Rekayasa Penganiayaan di Garut Dapat Sepeda hingga Uang

Bantuan tersebut disampaikan Kapolres di hadapan para ulama di Garut, di antaranya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Sirodjul Munir, ketua PCNU serta beberapa ulama lainnya.

"Jadi jangan hanya menghina saja, kita kasih perhatian juga," kata Budi kepada wartawan, Kamis (1/3/2018) sore di Mapolres Garut.

Menurut Budi, salah satu alasan UY merekayasa cerita penganiayaan adalah karena tekanan ekonomi. Anaknya ingin membeli mesin pemotong rumput untuk bekerja. Makanya, pihak kepolisian mencoba memfasilitasi UY agar bisa keluar dari kesulitan ekonomi.

Dirinya pun menggugah seluruh masyarakat untuk lebih peduli kepada marbot masjid dengan memperhatikan kesejahteraannya.

Di tempat yang sama, UR sendiri beralasan, melakukan rekayasa penganiayaan terhadap dirinya karena terdesak kebutuhan ekonomi. Apalagi, saat pertama dirinya bekerja menjadi marbot di Masjid Agung Pamengpeuk, ia sempat dijanjikan akan dibuatkan warung kopi untuk berdagang. Namun, hingga lima tahun bekerja, janji tersebut tidak juga terlaksana.

Sementara, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut KH Sirojul Munir menegaskan, apa yang dialami oleh UR banyak juga terjadi di daerah lain. Menurutnya, pemerintah dan pengurus DKM juga harus peka terhadap kesejahteraan marbot.

"Di negara lain, marbot sudah digaji pemerintah," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2018/03/01/22081431/marbut-masjid-yang-rekayasa-penganiayaan-di-garut-dapat-sepeda-hingga-uang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke