Salin Artikel

Tepuk Tangan Warga Ketika Seekor Penyu Kembali ke Laut

KULON PROGO, KOMPAS.com – Kastudi dan Warko membantu seekor penyu hijau (Chelonia mydas) itu sampai jangkauan empasan ombak di Pantai Congot, Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo. Penyu hijau itu cepat sekali hilang begitu ditelan ombak.

Sebagian dari puluhan warga yang menyaksikan momen itu langsung tepuk tangan. Mereka menyambut gembira upaya mengembalikan penyu itu ke laut.

“Masyarakat Congot sini sudah sangat peduli,” kata Warko, Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas Pantai Congot, Kamis (1/3/2018).

Penyu ini tersangkut jaring nelayan pada Rabu (28/2/2018) menjelang petang. Penyu itu dalam kondisi stres dan lemas ketika tertangkap. Nelayan dan warga mengamankan penyu itu ke sebuah kolam renang yang tersebar di pantai wisata ini sebelum dikembalikan ke laut.

“(Semalaman) penyu itu sudah kembali baik,” ujar Rukiman, nelayan jaring tarik. Ia menceritakan bahwa tiap sore ia menjaring di tepi pantai Desa Jangkaran. Jaring tariknya bisa sejauh 700 meter dari pantai. Ketika menarik jaring, ia malah mendapat penyu yang tersangkut.

Penyu itu sangat besar. Panjang dari kepala ke ekor sekitar 100 cm. Lebar karapasnya diperkirakan 70 cm. Dengan ukuran sebesar itu, penyu tidak bisa diangkat seorang diri. Setelah melepaskannya dari jaring, mereka mengangkat dengan sebilah bambu sebagai alat bantu, lantas dimasukkan ke kolam.

“(Kolam) saya di sini juga tidak masalah dipakai untuk hal-hal seperti ini. Tinggal di sini saja,” ucap Kastudi.

Kabar mengenai penyu terjaring pun cepat tersiar. Warga berdatangan untuk menonton pada keesokan harinya.

Setelah semalam berada dalam kolam air asin, penyu itu dianggap membaik, kemudian dikembalikan ke laut pada Kamis siang. Penyu kembali diangkat dengan alat bantu bambu. Warga mengikuti upaya pengembalian penyu itu ke laut. Mereka bertepuk tangan ketika penyu itu langsung hilang setelah ditelan ombak laut.

Warso, dari Lembaga Pelestari Hutan Mangrove Pesisir Wana Tirta, mengatakan, pantai di Jangkaran memang memiliki riwayat penemuan penyu. Satwa ini sebenarnya mampir ke pantai untuk bertelur.

Dulunya, warga sering mengambil telur itu untuk diperdagangkan. Aktivitas itu sudah lama hilang. Warga juga jarang menemukan penyu mampir ke pantai.

“Sempat ada berita ada yang mendapatkan ndog pasiran (bahasa Jawa dari telur di dalam pasir). Kalau ketemu, mau kami kembalikan biar menetas. Setelah kami cari tidak ada,” kata Warso.

https://regional.kompas.com/read/2018/03/01/20351081/tepuk-tangan-warga-ketika-seekor-penyu-kembali-ke-laut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke