Salin Artikel

Merasa Terkekang, Imigran dari Berbagai Negara Demo di Makassar

Sambil membawa spanduk dan poster-poster, imigran pencari suaka ini mulai dari usia anak-anak hingga orang tua berjalan kaki ke kantor UNHCR. Namun selama berdemonstrasi, tidak ada satu pun pihak UNHCR yang menemui mereka.

Hanya aparat kepolisian dibantu petugas keamanan gedung Menara Bosowa mengawal jalannya aksi imigran ini.

Imigran yang berdemonstrasi ini merupakan perwakilan dari berbagai negara-negara konflik seperti Afganistan, Myanmar, Somalia, Sudan, Pakistan, Iran, Iraq, Mesir dan Srilanka.

Menurut perwakilan imigran dari Afganistan, Yama Jaghori (24), para pendemo merupakan perwakilan dari 2.000 imigran yang bermukim di Kota Makassar.

Dalam aksinya, mereka selaku imigran juga meminta kebebasan di negara transit seperti masyarakat Indonesia pada umumnya.

"Kami tinggal di 30 wisma di Kota Makassar yang difasilitasi UNHCR dan International Organization for Migration (IOM). Kami datang di sini untuk menuntut kebebasan," katanya saat ditemui di lokasi aksi.

Kebebasan yang dimaksud Yama adalah tidak ada pengekangan saat ingin keluar dari wisma, tempatnya tinggal sementara. Selama ini, waktu keluar dibatasi dari pukul 08.00 Wita hingga pukul 22.00 Wita.

"Sudah lima tahun di Indonesia, kami dikekang. Setiap mau keluar wisma, kartu identitas disandera. Aturannya tambah diperketat lagi, kami tidak bisa ke tempat-tempat wisata seperti Malino di Kabupaten Gowa," ucapnya.

Imigran asal Myanmar, Muhammad Saidu (28), menambahkan, jika ingin keluar sebentar ke warung atau ke masjid untuk shalat, mereka harus didata terlebih dahulu. Aturan ketat ini mulai berlaku bulan Februari 2018, berbeda dengan waktu sebelumnya.

"Biar keluar sebentar ke warung atau masjid, tidak boleh pulang terlambat ke wisma. Bahkan, ada petugas dari kantor Imigrasi yang biasa memukul jika menemukan ada imigran yang melanggar aturan," ungkapnya.

"Jika kami masih lama disini, kami mohon diperlakukan manusiawi. Tapi kami berharap diberangkatkan segera ke negara ketiga oleh UNHCR, agar mendapat kewarganegaraan bebas seperti masyarakat lainnya," tuturnya kemudian.

https://regional.kompas.com/read/2018/02/21/19123901/merasa-terkekang-imigran-dari-berbagai-negara-demo-di-makassar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke