Salin Artikel

Helm "Handmade" dari Yogya, Tabung Gas Melon hingga "Maaf Sudah Menikah" (2)

Helm bentuk tabung gas melon 3 kg ini hanyalah salah satu karya kreatif Agung Budi Triyono. Awalnya, usahanya diberi nama Agung's Helm Retro.

(Baca selengkapnya: Uniknya Helm Tabung Gas Melon dari Yogyakarta (1))

Usahanya awalnya diberi nama "Juragan Helm Lawas". Namun, setelah mendapat masukan salah satu temannya, Agung menganti menjadi Gung's Helm Retro. Nama ini mulai dipakai pada akhir 2015.

"Saat touring ke Bali, disana ada teman yang bilang, nama, kok, panjang banget, susah diingat. Terus dia kasih masukan nama Gung's, ya sekarang jadi Gung's Helm Retro ini," tuturnya.

Dia menuturkan, setelah sempat berpindah-pindah lokasi lokakarya, akhirnya Agung menetap di lokasi lokakarya yang sekarang berada di Jalan Tentara Zeni Pelajar, Bumijo, Jetis, Kota Yogyakarta. Saat ini ada dua orang yang membantunya di lokasi tersebut.

"Sekarang, lokasi workshop saya di Jalan Tentara Zeni Pelajar, Bumijo, Jetis, Kota Yogyakarta. Dulu sempat pindah-pindah tempat," ujarnya.

"Jadi mereka sudah bawa konsep grafisnya. Di sini kami obrolkan lagi bagusnya seperti apa, lalu kalau sudah, baru dibuat. Terus mau half face atau full face atau ada permintaan lainnya, kami cetak sendiri helmnya," tandasnya.

Semua helm karya-karyanya mulai dari mengecat hingga grafis merupakan handmade alias buatan tangan dan manual. Bahan-bahan yang digunakannya pun pilihan dan berkualitas. Bahkan, ada yang didatangkan dari luar negeri.

Agung memilih memasarkan produknya lewat online atau secara daring. Sebab, selain tidak membutuhkan toko, pemasaran lewat online dan memanfaatkan media sosial jangkauannya lebih luas.

"Yang datang langsung itu hanya kira-kira 20 persen, 80 persen pesan via online. Kalau soal harga di sini mulai Rp 200.000 sampai Rp 400.000," ujarnya.

Pemesan produk karyanya pun tak hanya datang dari Yogyakarta, justru kebanyakan dari luar kota. Bahkan, ada pula yang dari luar negeri.

"Kebanyakan dari luar kota, ada Jakarta, Aceh, Sulawesi. Luar negeri juga ada, dari Malaysia," kata Agung.

Pemesan produknya pun tak hanya warga biasa. Beberapa artis Indonesia pun pernah memesan helm di tempatnya.

"Beberapa artis pernah pesan. Derby Romero, Lembu (Club Eighties), kalau yang terakhir-terakhir ini Cella, gitaris band Kotak," ungkapnya.

Helm yang dipandang sebagai hal biasa baginya adalah sebuah media seni. Torehan seni di helm bisa menjadi ciri khas bagi pemiliknya dan berbeda dengan helm lainnya.

Setiap ada pemesan, imbuhnya, Agung selalu menyarankan agar membuat desain dan grafis sendiri sehingga bisa menjadi ciri khas pemiliknya dan tidak ada yang menyamai.

"Bagi saya helm itu media seni, dalam satu helm bisa ada berbagai karya. Helm bisa menjadi ciri khas, misalnya milik saya ini yang ada tulisan "Maaf Sudah Menikah", kan tidak ada yang sama se-Indonesia," ujarnya.

Soal standar SNI yang dipertanyakan karena helmnya berbentuk unik, Agung mengatakan, mereka sudah mempertimbangkannya dengan matang.

"Helm yang kami cetak sengaja dibuat lebih tebal," tuturnya.

 

https://regional.kompas.com/read/2018/02/09/16000011/helm-handmade-dari-yogya-tabung-gas-melon-hingga-maaf-sudah-menikah-2

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke