Salin Artikel

Cerita di Balik Video Siswa MTs Tantang Guru di Purbalingga

Plt Kepala Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, Muhdir, membenarkan kejadian tersebut dan menyebutkan bahwa video tersebut direkam oleh seorang guru pada Senin (15/1/2018).

“Siswa yang ada dalam video berinisial TG, warga Desa Lamuk, yang sekarang duduk di kelas 9,” katanya ketika dikonfirmasi, Senin.

Kejadian tersebut, lanjut Muhdir, berawal saat seorang warga melaporkan kepada pihak sekolah telah mendapati empat siswa MTs Krenceng tengah membolos di Desa Sokanegara.

Menanggapi laporan tersebut, Waka Kesiswaan langsung mendatangi lokasi dan memastikan keberadaan keempat anak tersebut.

“Karena TG ini membawa motor tidak standar, knalpot modifikasi, guru memutuskan menjemput dengan mobil bak terbuka sekaligus untuk mengangkut motor milik TG,” tutur Muhdir.

Sesampainya di sekolah, TG sempat bersitegang dengan guru tersebut karena ngotot ingin membawa pulang motornya. Namun sang guru mengambil kebijakan untuk menahan motor TG dengan pertimbangan TG belum memiliki SIM, kendaraannya tidak standar, dan warga sekitar sering mengeluh dengan suara knalpot motor milik TG.

“Di parkiran sempat terjadi kontak fisik. Si anak dan Waka Kesiswaan saling dorong karena berebut kunci motor. Karena semakin menjadi, akhirnya TG digiring ke ruang guru untuk menghadap guru BK (Bimbingan Konseling),” ungkap Muhdir.

Setelah berada di ruang guru, seperti yang terekam di video, TG yang tidak terima karena motornya ditahan pihak sekolah berbicara dengan nada tinggi. Pada saat yang bersamaan, guru yang lain lewat dan langsung menjadi sasaran kemarahan TG.

“Akhirnya seperti yang terlihat di video, siswa menantang duel guru dan melepas seragam sekolahnya,” tuturnya.

Pasca-kejadian itu, lanjut Muhdir, para guru mendatangi keempat rumah siswa yang membolos dan menemui orangtua masing-masing.

Muhdir mengaku prihatin dengan insiden yang melanda instansi pendidikan di bawah lembaganya tersebut. Menurut dia, pihak sekolah tidak dapat melimpahkan semua kesalahan kepada siswa.

Sekolah, lanjut Muhdir, seharusnya lebih dulu melakukan pembinaan dengan pendekatan persuasif, bukan langsung mengambil langkah represif.

“Kami juga akan membina guru-guru di bawah Kemenag agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Saya harap guru dapat menjadi orangtua siswa, bukan hanya mengambil posisi sebagai pelayan pendidikan,” tegasnya.

Dalam video berdurasi 30 detik itu, siswa tersebut terlibat cekcok dengan seorang guru hingga mengancam akan menghadang guru tersebut saat pulang sekolah. Siswa tersebut bahkan juga menantang duel gurunya sembari menanggalkan seragamnya.

https://regional.kompas.com/read/2018/02/05/17000061/cerita-di-balik-video-siswa-mts-tantang-guru-di-purbalingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke