Salin Artikel

Paus Sperma Penuh Luka Terdampar di Perairan Bombana

Kondisi paus yang terdampar sejak Rabu (31/1/2018) sore itu cukup mengenaskan. Ada banyak luka gores di kepala binatang purba itu.

Mamalia laut itu ditemukan kali pertama oleh seorang nelayan bernama Tanra, warga Kelurahan Lampolala, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana, pada Rabu sekitar pukul 16.00.

Tanra menuturkan, paus sperma itu ditemukan tak jauh dari pesisir pantai, saat dirinya hendak memasang bubu atau perangkap yang digunakan untuk menangkap kepiting. Posisinya kala itu berada sekitar 20 meter dari pesisir melihat benda besar berwarna kehitaman terdampar.

Selanjutnya, Tanra mengayuh sampahnya mendekati benda asing itu. Saat mendekati benda itu, Tanra kaget karena sampan yang dikemudikanya terbalik akibat kibasan ekor paus.

“Saya kaget lihat besar sekali ikannya. Kemarin waktu saya lihat, pausnya masih hidup. Saya takut, tapi saya penasaran dan semakin mendekat. Saya takut jangan sampai saya malah diserang karena ekornya berkibas-kibas,” jelas Tanra, Kamis (1/2/2018).

Selanjutnya, Tanra memutuskan untuk menyampaikan temuannya itu kepada warga setempat. Sekitar pukul 19.00, Tanra kembali ke pesisir. Kali ini dia sudah ditemani oleh beberapa orang warga. Kondisi paus saat itu sudah sangat lemah. Hal itu terlihat dari kibasan ekor paus yang tampak tak bertenaga.

"Sebelum gerhana bulan, saya kembali ke sana bersama teman-teman. Air laut pun semakin surut. Ikannya juga masih hidup karena saya lihat ekornya masih dikibas-kibas," terangnya.

Tanra bersama warga lainnya kembali ke rumah masing-masing karena sudah larut malam. Mereka berniat akan kembali melihat paus tersebut keesokan harinya. Sayangnya, saat kembali ke pesisir pagi tadi, Tanra menemukan paus itu sudah menjadi bangkai.

Dugaan penyebab paus terdampar

Sementara itu, Kepala Satuan Kerja (Satker) Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Kota Kendari, Jupri, menduga bahwa terdamparnya paus sperma itu diakibatkan beberapa hal.

Salah satunya adalah sistem navigasi paus yang terganggu sehingga menyebabkan paus itu keluar dari jalur migrasinya. Selain itu, bisa jadi dipengaruhi pasang surut air laut.

“Lokasinya kan dekat dengan Laut Flores. Biasanya mungkin masuk lihat makanan atau ada sensornya yang tidak berfungsi sehingga jalur migrasinya mungkin masuk di situ. Paus sperma ini jenis kelamin jantan,” kata Jufri via telepon, Kamis malam.

Namun, untuk memastikan penyebab terdamparnya paus sperma itu, lanjut Jufri, pihaknya masih akan melakukan penelitian dan pengkajian.

“Karena kalau dari informasinya, sudah dua hari kelihatan terdampar di situ baru ketahuan. Kami mau lakukan evakuasi kemungkinannya apakah ditenggelamkan, dikubur, atau dibakar nanti di lihat dilokasi,” ucapnya.

Namun, jika paus tersebut berada di sekitar permukiman penduduk, pihaknya akan memindahkan ke daerah yang jauh dari permukiman.

Sementara itu, Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kendari, Adi Istiyono, memperkirakan terdamparnya paus itu berhubungan dengan fenomena super blue blood moon yang terjadi pada Rabu malam.

“Saya kira ada, saat terjadi surut maksimum, ikan tidak dapat kembali ke laut. Tapi itu bukan faktor utama,” ungkap Adi Istiyono melalui WhatsApp, Kamis malam.

Menurut Adi, ada beberapa faktor lain sehingga mamalia itu bisa terdampar di pantai. Salah satunya yaitu paus itu ditengarai berpisah dari kelompoknya sehingga tersesat dan terdampar.

“Kemungkinan saat kembali ke laut, paus tersebut tersesat sehingga pada saat kembali ke laut terjebak surut maksimum,” imbuhnya.

Saat gerhana bulan, diperkirakan ketinggian gelombang di perairan Bombana antara 25-75 sentimeter.

https://regional.kompas.com/read/2018/02/02/06292161/paus-sperma-penuh-luka-terdampar-di-perairan-bombana

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke