Salin Artikel

Asal Muasal Jembatan Enceng yang "Instagramable" di Karawang

Jembatan yang awalnya diperuntukkan bagi penyeberangan perahu ke Kecamatan Ciampel itu, kini kerap didatangi muda-mudi. Sebagian besar permukaan danau buatan tersebut dipenuhi enceng dan di bagian tengahnya dibangun jembatan dari kayu dan bambu, juga saung.

Warga setempat, Sanusi (63), bercerita asal muasal terbendungnya air di jembatan tersebut, hingga kini seluruh permukaannya ditutupi enceng gondok.

Pria yang akrab disapa Kang Uci ini menuturkan, era Presiden Suharto pada 1989, tempat tersebut digali untuk memenuhi cadangan air di ibu kota Jakarta. Tempat tersebut kemudian disewakan kepada perusahaan pasir dan digali.

"Karena digali selama lima tahun, akhirnya ada danau kedalamannya sampai 50 meter. Tapi karena dulu tidak boleh terlalu dalam,  akhirnya ada yang kembali diuruk dan kedalaman menjadi sekitar 10 meter. Tapi saat ini bervariasi," tandasnya.

Ia pun berinisiatif membendung perairan tersebut dan sebagian menjual airnya kepada petani. Prosesnya memakan waktu hampir dua bulan.

"Setelah kering saya sempat menanam padi di lahan sekitar 6 hektar ini. Tapi saat padi menguning dan mendekati panen, banjir menerjang dan air kembali menggenang," ucapnya.

Ia menceritakan, enceng gondok mulai muncul sejak 1998 dan 1999 permukaannya sudah menjadi lautan enceng gondok. Namun pada 2010 terjadi banjir besar dan menyapu enceng tersebut. Pada 2011 sudah tumbuh kembali.

Tempat tersebut juga menjadi favorit pemancing gabus. Namun sebagian encengnya sedikit disingkirkan.

Berangkat dari hal tersebutlah, Karang Taruna Desa Cimahi berinisiarif memodifikasi tempat tersebut agar menjadi lebih menarik.

Ketua Karang Taruna Desa Cimahi,  Hasanudin mengatakan, pembenahannya sudah mencapai 80 persen dari desain. Nantinya juga akan dibangun kolam yang diperuntukan bagi para pemancing.

"Yang kami bangun bukan di area dalam agar lebih aman. Targetnya April 2018 sudah rampung," tuturnya.

Selain bertujuan menarik wisatawan lokal, pihaknya ingin memberdayakan masyarakat sekitar. "Sebab, sektor industri tak bisa menyerap tenaga kerja di desa ini. Minimal dengan banyak pengunjung, warga sekitar bisa berdagang," ungkapnya.

Hasan juga mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak terkait soal pemanfaatan enceng gondok untuk kerajinan tangan. 

https://regional.kompas.com/read/2017/12/29/07344451/asal-muasal-jembatan-enceng-yang-instagramable-di-karawang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke