Salin Artikel

"Anak Saya Tak Kunjung Sembuh walau Sudah Berobat ke 43 Dukun..."

Itulah penuturan polos dan terus terang yang disampaikan oleh Yosep Ndoi, ayah dari Eduardus kepada Kompas.com di Kantor Kelurahan Ronggakoe, Kamis (7/12/2017).

Saat itu, Yosep Ndoi didampingi anak perempuannya, Sisilia Mbaghong, bersama dengan Lurah Ronggakoe, Erasmus Jalang, dan stafnya. Saat Kompas.com masuk ke ruang pertemuan kantor kelurahan itu, mereka sedang berkumpul sambil minum kopi dan makan pisang goreng sembari menunggu kedatangan anaknya yang sudah sembuh dari Panti Asuhan Renceng Mose Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai. Anaknya dijemput dan diantar oleh Dinas Sosial Kabupaten Manggarai Timur.

Eduardus Leghu, begitu nama lengkapnya, pria berumur 51 tahun itu dipasung oleh keluarganya selama 14 tahun di rumahnya di Kampung Keros, Kelurahan Ronggakoe, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur. Ia mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2003.

“Memang saat anak saya merasa tenang, ia meminta saya dan saudaranya membuka pasungan. Tetapi, ketika ia kambuh, kami memasungnya lagi. Selama anak saya mengalami gangguan kejiwaan, ia selalu berada di dalam rumah, duduk diam,” ujar Yosep Ndoi.

Yosep menuturkan awal mula gangguan jiwa yang dialami anaknya. Suatu ketika Eduardus diganggu dan diejek oleh orang yang tak dikenalnya. Sesudah itu ia melempari rumah orang dan kendaraan umum yang lewat di jalan trans-Flores dari arah timur ke barat, baik dari Kabupaten Manggarai Timur maupun sebaliknya.

Melihat hal itu, Yosep dan keluarganya mengambil langkah untuk memasung Eduardus di dalam rumah. Ia tidak pernah memberontak. Ketika melihat orang banyak, ia tenang dan diam. Sebagai ayahnya, Yosep merasa prihatin dan ikut merasakan penderitaan anaknya yang dipasung. 

Berbagai upaya dan perjuangan telah dilakukan oleh keluarga, tetapi tidak membuahkan hasil. Berbagai saran dari keluarga dan tetangga telah mereka turuti, tetapi Eduardus tak kunjung sembuh.

“Saya tidak mengetahui apa penyebab ia sakit gangguan jiwa karena ia lulusan terbaik dari SMA Widya Bakti Ruteng. Saat di sekolah itu, ia mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ia anak yang terampil dan cerdas. Bahkan, ia menjadi tukang bangunan. Ada beberapa bangunan rumah yang dibangunnya setelah lulus SMA,” ujar Yosep.

Secara terpisah, Sisilia Mbaghong, saudara perempuan Eduardus, bercerita kepada Kompas.com, Kamis (7/12/2017) di Kantor Kelurahan Ronggakoe.

“Informasi kesembuhan dari saudara saya memberikan kegembiraan kepada keluarga. Semalam saya tidak bisa tidur karena kuasa Tuhan terus terjadi dalam kehidupan ini. Saudara tua saya ini sudah dipasung 14 tahun, tetapi kini ia sembuh setelah dirawat di Panti Asuhan Renceng Mose Ruteng selama empat bulan. Ia dijemput oleh Dinas Sosial Kabupaten Manggarai Timur dan dikawal oleh anggota kepolisian pada 8 Agustus lalu,” ucap Sisilia.

Saat Eduardus dirawat di panti asuhan tersebut, kata Sisilia, keluarga mengunjunginya setiap bulan. Pada bulan pertama, ia belum mengalami perubahan. Namun, perubahan mulai tampak pada bulan kedua, ketika ia menyapa keluarga dengan baik. Ia bertanya kepada ayahnya dan Sisilia tentang kapan bisa pulang.

Sisilia menuturkan, pada bulan ketiga, Eduardus menjemput keluarganya saat mereka tiba di pintu gerbang panti asuhan itu. Suatu hal yang membahagiakan bagi keluarganya. Ia juga selalu bertanya kapan bisa pulang. Keluarganya pun menjawab bahwa jika ia sudah sembuh maka bisa pulang ke rumah.

Hingga akhirnya tibalah kabar yang menggembirakan itu, Eduardus dinyatakan sembuh dan bisa pulang dengan dijemput oleh Dinas Sosial Kabupaten Manggarai Timur.

“Saya bersyukur dan terus bersyukur atas kemurahan Tuhan yang terjadi dalam diri kakak saya,” ungkap Sisilia.

Pada Kamis (7/12/2017) sekitar pukul 13.00 Wita, tibalah Eduardus di Kantor Kelurahan Ronggakoe dengan didampingi oleh pegawai dari Dinas Sosial Manggarai Timur. Hari itu, kondisinya terlihat sudah pulih. Tampak ia memakai jaket dan celana panjang, tetapi cara berjalannya belum normal akibat terlalu lama dipasung.

“Ketika kakak saya turun dari mobil dan dijemput oleh Lurah Ronggakoe, Erasmus Jalang, saya sibuk mengambil pakaiannya yang dibungkus plastik di dalam mobil. Setelah itu, saya kembali ke teras kantor itu untuk mendengarkan cerita-ceritanya tentang pelayanan di panti asuhan itu,” jelas Sisilia.

Saat itu, menurut dia, semua orang berkumpul di teras kantor kelurahan untuk berbagi cerita sambil minum kopi dan teh yang disiapkan staf kantor kelurahan.

“Kami berterima kasih kepada Lurah Ronggakoe yang memperhatikan orang dengan gangguan jiwa di wilayah pemerintahannya. Kami terus mendoakannya agar selalu sehat dan bisa terus memperhatikan orang dengan gangguan jiwa di wilayah Ronggakoe,” ucap Sisilia.

Kompas.com pun hadir pada momen yang mengharukan itu. Keluarga Eduardus dan semua orang yang datang ke kantor kelurahan itu terlihat gembira atas penyembuhan yang dialami Eduardus Leghu dan Paulus Laghang.

Dalam suasana itu, Lurah Ronggakoe, Erasmus Jalang, sempat bercerita kepada Kompas.com. Ia menjelaskan, awal mulanya timbul pertanyaan sederhana dalam dirinya mengapa banyak warga di Kelurahan Ronggakoe yang mengalami gangguan jiwa dan apa penyebabnya.

Pertanyaan itu memicunya untuk bergerak dan berbuat. Program-program pembangunan infrastruktur di sekitar Ronggakoe pun sudah ia jalankan dengan baik. Beberapa kampung di Ronggakoe sudah dibukakan akses jalan untuk kendaraan roda dua dan roda empat, seperti ke Kampung Mber Mbengus.

Erasmus mengatakan, selain tugasnya itu, ia berinisiatif untuk menolong sesama yang mengalami gangguan jiwa, apalagi halitu sudah diatur dalam undang-undang.

“Saya mengunjungi rumah warga yang anaknya dipasung. Saya menyadarkan mereka mulai dari keluarga sampai ketua RT untuk menginformasikan kepada saya tentang warga yang dipasung. Saya berkomitmen bahwa warga di Kelurahan Ronggakoe harus bebas dari pasungan. Lalu tibalah kesempatan yang terbaik untuk mengirimkan warga itu ke Panti Asuhan Renceng Mose Ruteng. Saya tanya prosedurnya. Bahkan saya dimotivasi oleh saudara saya di luar negeri apabila ada warga yang mengalami gangguan jiwa agar secepatnya diantar ke panti asuhan di Ruteng untuk memperoleh perawatan dan terapi. Untuk itu, diinformasi kepada pemerintah setempat melalui Dinas Sosial,” begitu penjelasan Erasmus.

Erasmus mengatakan, tepat tanggal 4 Agustus 2017, pihak kelurahan bersama Dinas Sosial Manggarai Timur mengantar Paulus Laghang yang mengalami gangguan jiwa. Disusul pada tanggal 8 Agustus 2017, mereka mengantar lagi tiga orang warga yang mengalami gangguan jiwa, termasuk Eduardus Leghu.

“Saya bersyukur usaha dan perjuangan saya bersama staf direspons cepat oleh Dinas Sosial Manggarai Timur. Mereka datang menjemput dan mengantar ke Panti Asuhan Renceng Mose. Panti asuhan ini baru ada beberapa tahun belakangan ini, sebelumnya tidak ada panti asuhan yang menangani orang dengan gangguan Jiwa (ODGJ) di wilayah Manggarai Raya,” tutur Erasmus.

Untuk di Kelurahan Ronggakoe, lanjut Erasmus, orang dengan gangguan jiwa ada tujuh orang. Kini mereka tidak lagi dipasung karena pemerintah kelurahan sudah menginformasikan kepada ketua RT bahwa orang dengan gangguan jiwa tidak boleh dipasung.

“Kami memberikan perhatian khusus kepada mereka. Kami juga menginformasikan kepada Dinas Sosial agar orang dengan gangguan jiwa dirawat di panti asuhan,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Jaminan Sosial di Dinas Sosial Kabupaten Manggarai Timur, Marna, meminta agar keluarga memberikan perhatian lebih terhadap saudaranya yang hari ini mengalami kesembuhan.

“Ketika mereka sedang murung, maka kita ajak mereka bicara dengan humor. Begitu juga ketika mereka diam, kita yang inisiatif untuk berkomunikasi dengan mereka. Perhatikan obat yang mereka minum. Jikalau obat sudah habis, secepatnya mengambil kembali ke Panti Renceng Mose Ruteng. Juga keluarga menginformasikan kepada pihak kantor kelurahan agar meneruskan informasi itu ke Dinas Sosial Manggarai Timur,” ujar Marna.

Adapun Yohanes Tandang, kakak dari Paulus Laghang, mengaku bahwa keluarganya sangat gembira atas kesembuhan adiknya itu.

“Saya sebagai kakak merasa terharu atas kondisi adik saya yang sudah sembuh. Saya bersyukur kepada Tuhan atas penyembuhan adik saya,” jelasnya.

Tandang mengungkapkan, dirinya bersama keluarga siap merawat dan memperhatikan Paulus agar gangguan jiwanya tidak kambuh lagi. Ia mengatakan akan terus berkomunikasi dengan pihak Kelurahan Ronggakoe dan Dinas Sosial Manggarai Timur mengenai perkembangan kondisi kejiwaan Paulus.

“Saya berharap pihak Kantor Kelurahan dan Dinas Sosial Manggarai Timur terus mengawasi dan mengunjungi adik saya sebagai bentuk perhatian mereka agar adik saya terus sembuh,” harapnya.

https://regional.kompas.com/read/2017/12/14/16124851/anak-saya-tak-kunjung-sembuh-walau-sudah-berobat-ke-43-dukun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke