Salin Artikel

Rumitnya Pengiriman Bantuan Ambulans ke Wilayah Perbatasan di Nunukan

Namun, hal itu menjadi tantangan tersendiri untuk mendistribusikannya ke berbagai kecamatan di wilayah perbatasan tersebut.

Meski hanya untuk mengirimkan bantuan kendaraan operasional ke puskesmas kecamatan, Dinkes terpaksa menggunakan pesawat dan mengirimnya melalui Malaysia.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kabupaten Nunukan Parmedy mengatakan, untuk mengirimkan 12 sepeda motor untuk puskesmas di Kecamatan Long Bawan dan Long Layu di Kecamatan Krayan, pihaknya harus menggunakan pesawat perintis.

“Untuk yang motor sudah terkirim sebanyak 12 unit melalui pesawat. Untuk satu motor, biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 3 juta,” ujar Parmedy, Rabu (13/12/2017).

Namun, untuk mengirimkan empat mobil operasional yang terdiri dari mobil ambulans dan puskesmas keliling, Dinkes Kabupaten Nunukan terpaksa mengirim melalui jalur darat melintasi negara bagian Sabah, Malaysia.

Karena melintasi negara lain, tentunya bukan upaya mudah agar mobil ambulans dan puskesmas keliling tersebut bisa sampai dengan aman di Kecamatan Krayan.

Saat ini Dinkes Kabupaten Nunukan masih mengupayakan surat rekomendasi dari Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) untuk memberikan surat rekomendasi agar ambulans bisa melintasi di dua negara bagian Malaysia tersebut hingga sampai di Kecamatan Krayan.

“Kami masih meminta surat rekomendasi kepada BNPP untuk mengirim empat mobil ke daerah perbatasan melalui  Sabah dan Serawak, Malaysia. Surat ini sebagai pengantar ke Bea dan Cukai serta instansi lain,” imbuh Parmedy.

Untuk mempermudah pengiriman empat mobil tersebut, Dinkes Nunukan memercayakan kepada perusahaan ekspedisi. Rumitnya pengiriman juga membuat biaya pengiriman empat mobil tersebut menjadi mahal.

Pemerintah daerah menganggarkan biaya pengiriman hingga Rp 375 juta agar mobil-mobil itu sampai di kecamatan yang terisolasi dari jalur darat tersebut.

“Mudah-mudahan tidak naik lagi anggaran segitu. Kami gunakan ekspedisi untuk mempermudah pengiriman," kata Parmedy.

Meski rumit dari sisi teknis, tetapi dari sisi dokumen, menurut pihak Bea dan Cukai Kabupaten Nunukan, sangat mudah karena barang yang dikirim merupakan barang dari Indonesia dan dikirim ke wilayah Indonesia.

Namun, karena tidak adanya jalur darat membuat kendaraan tersebut harus melintasi Sabah dan Serawak, Malaysia, maka dibutuhkan dokumen BC 13.

Seksi Kepabeanan Bea dan Cukai Kabupaten Nunukan Zain mengatakan, dokumen BC 13 merupakan dokumen pembawaan barang dari dalam negeri melalui luar negeri untuk dibawa kembali ke dalam negeri.

“Persyaratan pertama surat permohonan dari yang bersangkutan dalam hal ini Dinas Kesehatan, kemudian foto barang dan spesifikasi, termasuk dilihat nomor rangka nomor mesin dan lainnya,” ujar Parmedy.

Setelah mengantongi dokumen BC 13, keempat ambulans tersebut akan disegel saat masuk ke Malaysia dan segel hanya akan dibuka setelah mobil tersebut sampai di wilayah Indonesia di Kecamatan Krayan.

Segel itu untuk memastikan bahwa keempat mobil tersebut sampai ke Krayan dan tidak difungsikan selain di Krayan. Zain memastikan bahwa Bea dan Cukai Nunukan tidak akan memungut sepeser pun biaya pengurusan dokumen BC 13.

Bahkan BC akan mengeluarkan anggaran sendiri untuk membiayai personel BC yang akan membuka segel di Kecamatan Krayan.

“Semua free, untuk personel yang mendampingi sampai ke Krayan ada anggaran dari Bea dan Cukai sendiri. Kami bantu permudah karena ini program untuk masyarakat Krayan,” imbuhnya.

Dari Nunukan, mobil itu akan menyeberang ke Kota Tawau, Sabah, Malaysia, dengan kapal di mana di kota pelabuhan tersebut mobil akan menjalani pengecekan dokumen.

Setelah pengecekan dokumen di Tawau selesai, nantinya mobil akan mulai melakukan perjalanan darat ke Kota Sepitang, lalu ke Kota Lawas yang merupakan salah satu kota di Serawak.

Dari Kota Lawas, perjalanan dilanjutkan ke Kota Bakalalan, kota di Serawak yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Krayan.

“Diperkirakan untuk perjalanan sampai di Krayan memakan waktu tiga hingga empat hari,” ujar Parmedy.

Di wilayah perbatasan Kecamatan Krayan, terdapat dua puskesmas yang menerima bantuan tersebut, yaitu Puskesmas Long Bawan dan Puskesmas Long Layu.

Kedua puskesmas itu juga masing-masing akan menerima delapan motor untuk puskesmas Long Bawan dan lima motor untuk puskesmas Long Layu.

Pada tahun 2017, Dinkes Kabupaten Nunukan menerima bantuan 20 ambulans dan puskesmas keliling serta 52 motor operosional untuk 11 puskesmas dan satu rumah sakit pratama di Sebatik dari Kementerian Kesehatan melalui DAK Afirmasi, DAK Reguler, dan DAK Penugasan

Di Kecamatan Krayan, sebetulnya telah berdiri satu rumah sakit pratama bantuan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tiga tahun lalu. Namun, tidak adanya peralatan medis dan tenaga medis yang ditempatkan di rumah sakit tersebut membuat bangunan rumah sakit mangkrak.

Warga di lima kecamatan Krayan akhirnya masih bergantung pelayanan kesehatan ke Malaysia atau ke Kota Tarakan jika butuh penanganan kesehatan lebih lanjut.

Rumah Sakit Kota Tarakan merupakan kota terdekat yang bisa diakses dengan pesawat atau ke Hospital Kota Bakalalan yang bisa diakses dengan kendaraan roda empat.

Meski memiliki bangunan rumah sakit Pratama yang berdiri sejak empat tahun silam mangkrak karena tidak memiliki peralatan medis dan tenaga medis.

https://regional.kompas.com/read/2017/12/13/15590661/rumitnya-pengiriman-bantuan-ambulans-ke-wilayah-perbatasan-di-nunukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke