Salin Artikel

Al Quran Kecil untuk Nafal...

Pria bernama lengkap Umartono Nafal Quryanto ini terjatuh ke dasar jurang di perbatasan India-Nepal, tepatnya di Uttarakhand, saat sedang melintasi jalur tersebut menggunakan sepeda seorang diri.

Masih kuat di ingatan Dewi Amalia (41), kakak kandung Nafal, saat adiknya pertama kali akan pergi dari rumah untuk mewujudkan impiannya berkeliling negara menggunakan sepeda.

Sebelum pergi, Dewi sempat memberikan sebuah Al Quran kecil untuk sang adik. Dewi berharap, dengan pemberiannya itu, Nafal selalu dilindungi selama perjalanannya menyusuri daerah-daerah yang belum pernah dilewati sebelumnya.

"Saya sempat memberi dia Al Quran, supaya tetap ingat ibadah di mana pun berada. Di situ saya juga menulis, ke mana pun kamu pergi harus ingat sama Allah," kenang Dewi, saat ditemui di rumah duka, Senin (11/12/2017).

Selain sebuah Al Quran, Dewi juga menyelipkan sebuah foto mereka berdua tanpa diketahui oleh Nafal. Harapannya, ketika Nafal membuka Al Quran itu, ia melihat foto itu.

"Tapi, sampai terakhir komunikasi, dia belum bilang udah lihat foto itu apa belum," katanya.

Sebelum mendapat kabar duka atas meninggalnya Nafal, Dewi memang sudah merasakan firasat. Terlebih sudah sejak akhir bulan November, ia tidak bisa berkomunikasi dengan adiknya itu. Kata Dewi, firasat itu semakin kuat di saat-saat awal bulan Desember.

Karena tidak bisa berkomunikasi dengan Nafal, dirinya berencana mendatangi KBRI di sana. Tapi niatan itu akhirnya diurungkan, sebab keluarganya meminta Dewi untuk menunggu.

"Saya belum pernah ada urusan di KBRI, jadi bingung mau gimana setelah di sana. Apalagi mau nanya orang ilang, nggak punya nomor paspor, nggak punya nomor visa," tuturnya.

"Terus kakak saya yang nomor dua bilang, tunggulah sampai hari Rabu semoga ada kabar. Benar sih ada kabar, tapi kabarnya, ya itu, Nafal udah nggak ada," sambungnya.

Sebelum putus komunikasi pada tanggal 26 November 2017, lanjut dia, Nafal sempat bilang bahwa dirinya akan melewati wilayah yang susah sinyal. Dalam komunikasi tersebut, adiknya itu juga menyebut bahwa ia sudah mau menuju ke Uttarakhand, wilayah perbatasan India-Nepal.

Bahkan dari komunikasi terakhirnya melalui video call, Nafal tampak lebih kurus dari sebelum berangkat. Selain itu, kata Dewi, kulit adiknya juga lebih hitam dan sudah banyak tumbuh cambang.

"Komunikasi dengan keluarga lewat saya, setiap hari. Kalau udah tiga hari nggak ada kabar dari dia, biasanya saya langsung hubungin untuk memastikan kalau baik-baik saja," ujar dia.

Nafal memang sudah merancang keberangkatannya itu sejak tiga tahun lalu. Saat itu, ia sudah mulai banyak berolahraga, merancang rute, dan menabung.

Ia juga berdiskusi dengan sejumlah pengelana sepeda jarak jauh seperti dokter Aristi Pradjwalita yang sudah pernah menyusuri jalur sepeda di Asia Tenggara sampai ke China.

"Mulai sering latihan, hidup sehat, jarang naik motor lebih sering naik sepeda. Memang inspirasi Nafal itu dari para komunitas pesepeda dari dalam dan luar negeri. Dia yakin bisa melakukan perjalanan ini sampai selesai karena support dari temen-temen komunitas juga," ungkapnya.

Nafal memang sudah tiba di India dan memulai perjalanan bersepedanya dari Jaipur pada 18 Oktober 2017. Nafal sempat menyusuri sejumlah negara bagian di sana seperti Pushkar, Agra, Jodhpur, dan Uttarakand.

Dia sempat berencana menuju negara bagian Himachal Pradesh dengan menyusuri rute Manali menuju Leh yang melintasi kaki Pegunungan Himalaya.

Namun, rencana tersebut diurungkan karena rute tersebut telah ditutup otoritas setempat berkaitan dengan banyaknya longsoran salju pada musim dingin sekarang ini.

Ia lalu berbelok ke Uttarakhand dan menuju ke perbatasan Nepal. Setelah dari situ, Nafal rencananya pulang ke Indonesia pada Januari 2018.

Hingga kini, pihak keluarga masih menunggu kepulangan jenazah Nafal ke Indonesia. Jika tidak ada halangan, almarhum akan dipulangkan dari India pada Senin (11/12/2017) malam dan dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Selasa (12/12/2017) siang.

"Setelah itu akan langsung dibawa ke RSUD Ciawi untuk dimandikan dan dishalatkan sebelum dikebumikan di tempat pemakaman umum Loji, Gunung Batu," pungkas Dewi.

https://regional.kompas.com/read/2017/12/12/09584751/al-quran-kecil-untuk-nafal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke