Salin Artikel

Pilkada Jabar, Gerindra Dinilai Terlambat Usung Sudrajat

Hal itu disampaikan pengamat politik dan keamanan Universitas Padjadjaran (Unpad) Muradi seusai diskusi publik bertajuk Figur Gubernur Jawa Barat 2018-2023 Politik Populisme atau Ideologi di Jalan Trunojoyo, Kota Bandung, Senin (11/12/2017). 

“Pasti kalah. Jangankan sama Ridwan Kamil, sama Dedi Mulyadi juga pasti kalah,” ucapnya. 

Meski demikian, Sudrajat masih berpotensi menang jika Partai Gerindra dan koalisinya menggunakan strategi pemenangan seperti di Pilkada DKI Jakarta.

“Kalau pakai isu normatif pasti kalah. Tapi kalau dipakai isu tidak normatif kaya (Pilkada DKI) Jakarta beda cerita,” ungkapnya.

Meski demikian, normatif atau tidak isu yang akan digunakan Partai Gerindra dalam ajang Pilkada Jabar 2018, Sudrajat perlu memaksimalkan waktu yang sangat mepet untuk menyosialisasikan dirinya kepada masyarakat Jabar.

“Dia hanya punya satu tahun mungkin 6 sampai 7 bulan dan dalam kurun waktu itu apapun bisa terjadi dengan Pak Sudrajat,” jelasnya.

Muradi menambahkan, Partai Gerindra dapat dikatakan terlambat mengusung Sudrajat. Bahkan jika nanti PKS dan PAN keluar dari koalisi Partai Demokrat dan reuni dengan Partai Gerindra, pekerjaan berat untuk memenangkan Pilkada Jabar 2018 sudah menanti.

“Terlambat dalam artian Sudrajat ini karakternya tidak terlalu aktif. Dia menunggu dengan kondisi seperti ini butuh yang lebih dari sekedar Ahmad Syaikhu untuk bisa ngangkat suara Gerindra dan Sudrajat ,” tandasnya.

https://regional.kompas.com/read/2017/12/11/21355051/pilkada-jabar-gerindra-dinilai-terlambat-usung-sudrajat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke