Salin Artikel

Survei: Palestina Satukan Netizen Indonesia

Berdasarkan hasil riset Indonesia Indicator (I2), sepanjang 6-10 Desember hingga pukul 13.00 WIB, terdapat 60.328 percakapan dari 23.146 akun manusia yang merespons kebijakan kontroversial Trump tersebut.

Direktur Komunikasi I2, Rustika Herlambang mengatakan, akun-akun yang merespons kebijakan pemerintah Paman Sam itu berasal dari hampir seluruh provinsi di Indonesia.

DKI Jakarta merupakan lokasi netizen terbanyak, disusul Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

"Kecepatan Presiden Jokowi dalam merespons isu Palestina merupakan salah satu pemicu percakapan tertinggi di Twitter, yakni sebesar 16.674 tweet," ujar Rustika dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (11/12/2017).

"Emosi terbesar perbincangan adalah trust yang berisi dukungan dan kepercayaan pada pemerintah atas langkah yang dilakukan. Sementara sentimen negatif tercatat sebanyak 42 persen, sentimen netral dan positif masing-masing sebesar 29 persen," ungkap Rustika.

Lalu berkomunikasi dengan negara-negara yang tergabung di OKI, meminta PBB bersidang, hingga sikap-keras Presiden dalam mengecam kebijakan Trump. Untuk hal yang terakhir, netizen memberikan apresiasi kepada Jokowi.

Dukungan kepada Palestina juga menjadi percakapan terbesar kedua di linimasa pasca-keputusan Trump.

Netizen menolak keputusan Amerika yang dilakukan secara sepihak. Netizen mengaku khawatir keputusan Trump dapat memicu instabilitas dunia dan memantik kemarahan umat Islam.

Sentimen dan Emosi

I2 menemukan, 42 persen sentimen negatif yang dilontarkan netizen atas isu ini. Sentimen ini banyak dimunculkan dari pemilihan kata-kata yang negatif terkait keputusan sepihak Trump tersebut.

Misalnya kata "mengecam" yang dikeluarkan Jokowi, begitupun netizen, misal kecaman, amarah, menolak, mengutuk, perang, dan provokasi.

Sementara sentimen positif sebesar 29 persen, dinyatakan berupa dukungan, dorongan, dan simpati netizen kepada Palestina.

Adapun sentimen netral lebih banyak berbicara soal fakta atau liputan pemberitaan. Termasuk komentar netizen Malaysia dan Indonesia yang membandingkan pernyataan PM Malaysia dengan Presiden Indonesia.

Menurut Rustika, sebanyak 49 persen netizen menunjukkan emosi trust yang menunjukkan dukungannya terhadap keputusan Presiden Jokowi, dukungan pada Palestina, menolak keputusan Trump, hingga ajakan boikot produk AS.

"Emosi terbesar kedua, anticipation, sebesar 25 persen dimunculkan dari harapan dan empati netizen," paparnya.

Dari sisi demografi, netizen berusia 26-35 tahun mendominasi percakapan sebesar 35 persen. Mereka memberikan dukungannya pada Palestina melalui hashtag seperti #kamibersamapalestina, #aksibelapalestina, #saveAlAqsa.

Sementara netizen berusia 18-25 tahun lebih menunjukkan posisi mereka dalam Palestina dengan semangat yang menyala-nyala untuk membantu Palestina dan juga dukungannya pada keputusan Presiden Jokowi.

"Menariknya, netizen yang berusia di atas 35 tahun lebih banyak menyebut nama Trump atau membuat hashtag #Trump. Dalam riset ini, percakapan mereka lebih bada analisis kebijakan yang kontroversial ini," kata Rustika.

Ia mengungkapkan, Palestina telah menyatukan netizen di Indonesia. Sepanjang percakapan tiga hari terakhir, hampir tidak ditemukan percakapan yang mendukung kebijakan Pemerintah AS tersebut.

https://regional.kompas.com/read/2017/12/11/11030001/survei--palestina-satukan-netizen-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke