Salin Artikel

Polemik Muncul Setelah Taman Diberi Nama Pakai Nama Ratu Belanda

Meskipun taman kali pertama dibuat oleh orang Belanda, penggunaan nama ratu Belanda dianggap kurang tepat oleh berbagai pihak.

“Kayak dijajah lagi sama orang Belanda,” kata seorang warga di Pangkal Pinang, Minto, Rabu (6/12/2017).

Warga lainnya, Akbar, mengaku tak mempersoalkan penamaan sebuah taman. Namun begitu, dia menilai nama tokoh bangsa lebih pas digunakan.

“Kalau sejarahnya kan bisa ditulis di taman ini nanti,” ujarnya.

Pantauan Kompas.com, bangunan Wilhelmina Park atau dulunya bernama Taman Sari belum diresmikan karena baru saja dibangun. Tugu nama ini menghadap gedung Pati Wangka yang konon juga warisan Belanda.

Secara keseluruhan, lokasi taman bersebelahan dengan rumah dinas keresidenan, berseberangan jalan dengan Lapangan Merdeka

Sejarawan Pangkal Pinang, Akhmad Elvian, mengaku, tidak terlibat soal penggantian nama taman.

“Tidak ada saya ikut di sana,” kata Elvian saat dikonfirmasi.

Elvian yang dulunya kepala dinas pariwisata setempat, kini bertugas sebagai sekretaris DPRD Pangkal Pinang.

Berbagai kritikan diakui Elvian memang muncul, bahkan berkembang hingga di media sosial.

“Memang bagusnya nama Taman Sari tidak dihilangkan, tapi digabung dengan nama baru,” paparnya.

Elvian mengisahkan, Wilhelmina Park pertama kali dibangun pada tahun 1913 ketika keresidenan Bangka dipindahkan dari Muntok Bangka Barat ke Pangkal Pinang.

Pemindahan keresidenan ini sekaligus menandai pemisahan urusan pemerintahan (Bestuur) dengan urusan pertambangan (Tin Mining).

“Residen AJN Angelenberg kemudian membangun sebuah taman dengan nama Wilhelmina sebagai penghormatan atas ratu Belanda yang berkuasa kala itu,” kata Elvian.

Elvian mengungkapkan, setelah kemerdekaan 1945, nama Taman Wilhelmina diganti menjadi Taman Sari. Penggantian nama berbau Belanda ke nama Indonesia mulai terjadi pada 1 September 1945 seiring menggemanya semangat “pekik kemerdekaan”.

Selain nama taman, nama jalan Residen Straat diganti menjadi Jalan Merdeka. Alun-alun kemudian berubah nama menjadi Lapangan Merdeka.

Baru-baru ini dipenghujung tahun 2017 ini, nama Wilhelmina Park kembali digunakan, ditandai dengan bangunan permanen berwarna kuning keemasan yang baru saja dibangun.

Polemik penggunaan kembali nama Ratu Belanda sebagai nama taman menjadi perbincangan di kalangan warga.

Namun begitu, sejauh ini, belum ada protes resmi yang dilayangkan warga terkait penggunaan nama Wilhelmina Park.

https://regional.kompas.com/read/2017/12/06/20415931/polemik-muncul-setelah-taman-diberi-nama-pakai-nama-ratu-belanda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke