Kata Soekarwo, pemilihan bupati Trenggalek itu murni pilihan tim 9 kiai yang dibentuk Khofifah.
"Yang memilih itu para kiai dan ibu Khofifah, kebetulan Demokrat cocok, jadi kami bukan membajak," kata Soekarwo, Kamis (30/11/2017).
Dia mengakui, dalam barisan koalisi pendukung Khofifah Indar Parawansah, Partai Demokrat memiliki kuasa untuk menentukan cawagub pendamping Khofifah, karena memiliki kursi terbanyak, yakni 13 kursi.
"Tapi dalam konteks ini kami setuju dengan pilihan para kiai," ucap gubernur Jatim ini.
Atas dipilihnya Emil sebagai pendamping Khofifah di Pilkada Jatim 2018, PDI-P menyebut Partai Demokrat sedang memainkan politik outsourcing, pemakaian kader luar partai Demokrat untuk melakukan tugas politik tertentu.
Selain didukung Partai Demokrat, Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2018 juga diusung Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Hanura.
Pasangan Khofifah dan Emil Dardak dipastikan akan melawan pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang menggandeng Abdullah Azwar Anas yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan PDI Perjuangan.
https://regional.kompas.com/read/2017/11/30/18521261/demokrat-bantah-bajak-emil-dardak-untuk-pilkada-jatim