Salin Artikel

Urea China Serbu Indonesia, Pupuk Kujang Tunda Ekspor

Manajer Komunikasi Perusahaan PT Pupuk Kujang Ade Cahya mengungkapkan, urea China sangat berpengaruh terhadap harga pupuk tersebut di wilayah Asia.

Banjirnya urea China di Indonesia karena negara tirai bambu itu melakukan produksi besar-besaran. Apalagi, harga bahan baku pupuk di sana murah. Namun, Ade tidak tidak mengetahui berapa jumlah urea China yang masuk ke Indonesia. 

"Terlebih pada musim dingin di China urea tidak digunakan. Hal ini menyebabkan harga pupuk urea di pasar international menjadi 260 dolar AS per ton," katanya.

Karena itu, dari awal hingga Oktober 2017 pihaknya menunda ekspor. Penundaan ini berimbas pada penurunan pendapatan perusahaan. Namun Ade enggan menyebutkan jumlah penurunan yang dialami perusahaannya. 

"Kami memilih fokus memenuhi stok kebutuhan dalam negeri. Karenanya meskipun tidak ekspor, kami tidak mengurangi jumlah produksi dan target 1 juta ton," ucapnya.

Melihat kondisi ini, Ade berharap pemerintah menurunkan bahan baku gas. Tujuannya untuk mengurangi biaya produksi pupuk urea.

"Jika bahan bakunya turun, kami yakin harga bisa kompetitif, termasuk jika urea China menyerbu Indonesia," ucapnya.

Menurutnya,  produksi dan ekspor besar-besaran urea China merupakan strategi dari negeri tersebut.  Ia memperkirakan, pada 2018 negara tersebut fokus pada pemenuhan pupuk dalam negeri. 

Apalagi berdasarkan perkembangan terakhir, harga pupuk di pasar internasional naik menjadi 300 dolar AS per ton dari sebelumnya sekitar 200 dolar AS per ton.

"Kita yakin kembali bisa melakukan ekspor dengan seizin pemerintah," ucapnya.

Stok Pupuk

Hingga pertengahan November 2017, stok pupuk urea bersubsidi di gudang lini III mencapai 6.711 ton atau 280 persen dari ketentuan dua minggu ke depan sebesar 2.400 ton atau setara dengan kebutuhan lebih dari dua minggu ke depan.

"Sementara ketersediaan stok NPK Phonska sebanyak 1.500 ton dan Petroganik sebanyak 222 ton," ucapnya.

Sedangkan realisasi penyerapan pupuk urea bersubsidi di Karawang hingga pertengahan November 2017 mencapai 52.300, atau 96 persen dari ketentuan Dinas Pertanian sebesar 54.482 ton. 

Penyerapan NPK Phonska mencapai 23.000 ton atau 87 persen dari kebutuhan menurut pergub sebesar 26.000 ton. "Sementara penyerapan Petroganik mencapai 6.517 ton atau 92 persen dari kebutuhan menurut Dinas Pertanian sebesar 7.039 ton," tutupnya.

https://regional.kompas.com/read/2017/11/24/15330661/urea-china-serbu-indonesia-pupuk-kujang-tunda-ekspor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke