Salin Artikel

Disebut 'One Man Show', Begini Tanggapan Ridwan Kamil

Ia pun memaparkan soal pembentukan delapan lembaga penasihat wali kota sebagai bukti bahwa segala kebijakan tak diputuskan sendiri.

"Pengamat itu kadang gak tahu isi dapur. Di zaman saya kewenangan wali kota saya preteli. Di zaman saya delapan lembaga penasihat Wali Kota dibentuk, supaya Wali Kota tidak one man show," ucap Emil, sapaan akrabnya, Senin (30/10/2017).

"Di zaman saya 50 lebih kewenangan wali kota di serahkan ke camat, supaya tidak sentralistik ke wali kota," tambahnya.

Ia menilai, label one man show merupakan pembacaan media. Sebab, ia selalu menjadi sasaran media untuk mengkonfirmasi suatu hal.

"Jadi karena yang sering dikutip oleh media yah Wali Kota, padahal kerja kami, kerja tim. Kalau itu dibaca begitu, pengamatnya salah tafsir, karena kenyataannya tidak begitu," ungkapnya.

"Jawabannya pengamatan itu keliru. Karena secara ilmiah di zaman Wali Kota Ridwan Kamil, kewenangan wali kota banyak dipreteli, didesentralisasi agar tidak terpusat, tidak otoriter, tidak one man show," ungkapnya.

Sebelumnya, pengamat politik dan tata negara Universitas Parahyangan Asep Warlan Yusuf menilai Ridwan Kamil punya sikap one man show dalam menjalankan roda pemerintahan. Situasi itu, terjadi di Kota Bandung saat ini.

Hal tersebut menjadi salah satu kekurangan Ridwan Kamil yang harus jadi catatan. Apalagi ia tengah berkontestasi di Pilkada Jabar.

"Ridwan dianggap agak one man show, dia agak nonjol sendiri. Agak berat bagi parpol karena parpol ingin ada wakilnya yang juga bisa kerja sama. Itu juga terjadi di Kota Bandung," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2017/10/30/19260621/disebut-one-man-show-begini-tanggapan-ridwan-kamil

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke