Salin Artikel

Asap Putih Setinggi 500 Meter di Atas Puncak Gunung Agung

Hal tersebut dijelaskan Kasbani, Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, dalam keterangan pers mengenai perkembangan terkini mengenai aktivitas vulkanik Gunung Agung di magma.vsi.esdm.go.id.

Dalam rilis tersebut dijelaskan, gempa vulkanik yang tercatat masih menunjukkan jumlah yang tinggi dan mengindikasikan adanya peretakan batuan di dalam tubuh gunung api yang disebabkan oleh pergerakan magma gempa vulkanik diperkirakan berada dibawah kawah hingga kedalaman 20 km dari puncak Gunung Agung.

Selain itu, satelit juga mendeteksi adanya emisi asap putih (uap) dan area panas yang baru di kawah puncak Gunung Agung.

"Luas area panas teramati lebih membesar selama sepekan terakhir termasuk satu rekahan baru ditengah kawah, di mana asap putih (uap) juga terus berlangsung," tulis Kasbani.

Dengan kondisi data pemantauan pada saat ini, probabilitas untuk terjadi letusan masih lebih tinggi daripada probabilitas untuk tidak terjadi letusan. Namun probabilitas letusan dapat berubah sewaktu-waktu.

Jika terjadi letusan, kemungkinan akan diawali dengan letusan kecil namun juga memungkinan untuk diikuti letusan yang lebih besar dan besarnya letusan tidak bisa ditentukan dengan pasti

Selain itu, PVMBG mengatakan tanggal dan waktu letusan tidak dapat diprediksi dan pihaknya tetap ajan mengeluarkan peringatan saat kondisi berubah dan/atau jika teramati kecenderungan yang lebih tinggi untuk terjadi letusan.

Saat ini, Bali masih aman untuk dikunjungi wisatawan namun pengunjung tidak boleh memasuki area terlarang di dekat Gunung Agung yang saat ini di dalam radius 9 km dan perluasan sejauh 12 km dari puncak ke arah tenggara, selatan dan barat daya dan ke arah utara hingga timur laut.

"Pengunjung ke Bali dan masyarakat setempat harus tetap mematuhi rekomendasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia," ucap Kasbani.

https://regional.kompas.com/read/2017/09/29/13493621/asap-putih-setinggi-500-meter-di-atas-puncak-gunung-agung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke