Salin Artikel

Kekeringan, Warga Tubansari Magelang Mandi di Sungai yang Keruh

Sumber-sumber mata air di lereng pegunungan Menoreh itu tidak mengalir. Hujan juga belum turun sejak Juli 2017 lalu. Warga harus berburu air ke sungai-sungai tidak jauh dari dusun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, meski air sungai sendiri cenderung keruh.

Winarti (53), warga Tubansari, mengatakan sudah sejak Lebaran 2017 air semakin berkurang. Kondisi ini hampir selalu terjadi setiap musim kemarau.

"Karena air kurang, kami cuma mandi sehari sekali, menjelang Zuhur di sungai. Anak-anak juga kalau pagi mandinya di kalen (sungai)," kata Winarti, Rabu (13/9/2017).

Sedangkan untuk kebutuhan memasak, warga hanya mengandalkan bantuan droping air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat yang datang dua kali dalam seminggu.

"Bantuan (air bersih) hanya cukup untuk memasak. Semuanya harus serba hemat," katanya.

Yakub (80), warga lainnya, mengatakan bantuan air bersih diterima warga sejak bulan Agustus 2017. Sebenarnya, warga telah berupaya untuk mengatasi kekeringan dengan memasang peralon air dari Wonogiri, Kecamatan Kajoran. Namun air tersebut tidak bisa sampai karena jaraknya belasan kilometer.

"Andai air dari Kajoran sampai sini sudah bisa mengalir. Tandon air bisa dimanfaatkan 9 KK," katanya.

Kepala Seksi Logistik, Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Magelang, Nurhadi, mengatakan sudah mengirimkan bantuan air bersih sebanyak 85 tangki sejak Juli hingga pertengahan September 2017 ini.

Nurhadi menyebut, selain Kecamatan Salaman, kekeringan juga melanda beberapa wilayah sekitarnya, antara lain Kecamatan Borobudur dan Kajoran.

"Sudah ada permintaan dropping air ke wilayah-wilayah krisis air, kami akan segera menindaklanjutinya," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2017/09/14/08243731/kekeringan-warga-tubansari-magelang-mandi-di-sungai-yang-keruh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke