Salin Artikel

TKI yang Meninggal di Afrika Dimakamkan Secara Simbolis di Bali

Sirani meninggal karena terpeleset di kamat mandi. Dia sempat dirawat seminggu di rumah sakit, namun akhirnya meninggal pada Rabu (6/9/2017) lalu.

I Gusti Nyoman Putra (52), suami almarhum Sriani, mengatakan, pihak keluarga kesulitan memulangkan jenazah Sriani karena terhambat biaya. Karena itu, pemakaman tetap dilakukan di Bali secara simbolik melalui upacara adat.

"Kami sudah rembuk keluarga, biar saja jasadnya di sana tapi tetap lakukan pemakaman secara simbolik di sini," kata Nyoman Putra, saat ditemui di kediamannya di Banjar Bentuyung, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali, Rabu (13/9/2017).

Upacara ini dikenal dengan Ngeplugin. Rencananya prosesi "pemakaman" akan dilangsungkan pada Senin (18/9/2017) mendatang.

Upacara ini bertujuan agar arwah tidak terhambat perjalanannya menyatu dengan Sang Pencipta. Digelarnya upacara ini, menurut Nyoman Putra, juga sesuai dengan petunjuk "orang pintar" bahwa walau jasad Sriani berada di Afrika, tetapi jiwanya telah berada di Bali.

Selain pertimbangan tenangnya arwah almarhum, ada pertimbangan sosial lain sehingga proses pemakaman harus segera digelar. Menurut kepercayaan adat setempat, jika ada warga yang meninggal dan belum dimakamkan, maka tidak diperbolehkan menggelar upacara adat lain, termasuk upacara adat di tingkat desa.

Di lingkungan keluarga Nyoman Putra sendiri, ada sejumlah upacara adat yang urung dilakukan karena belum selesainya proses pemakaman Sriani.

"Dari desa pekraman (adat) juga sudah bicara, soalnya di desa tidak bisa gelar upacara lain kalau pemakaman almarhum belum dilaksanakan," kata Nyoman Putra.

https://regional.kompas.com/read/2017/09/13/16362221/tki-yang-meninggal-di-afrika-dimakamkan-secara-simbolis-di-bali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke