Salin Artikel

Suara Hati Seorang Pengungsi Rohingya di Sidoarjo Rindu Keluarga

Apalagi, sudah sekitar sebulan mereka tidak bisa berkomunikasi dengan keluarga di sana. Mengingat, warga Rohingya harus menyelamatkan diri dari kekejaman militer Myanmar.

"Satu bulan tidak ada kabar, tidak ada berita, tidak ada telepon, hidup tidak tau di mana. Rumah-rumah terbakar. Kita banyak ingat saudara-saudara kita orang," kata Koreemullah, salah seorang pengungsi Rohingya, seperti dikutip dari KompasTV, Jumat (8/9/2017).

Kereemullah di bawah pengawasan UNHCR tinggal di salah satu rusun di Sidoarjo. Selain di kota itu, pengungsi Rohingya di Indonesia juga ada di kota Makassar, Aceh, dan Medan.

Baca: Saya Melihat Desa Warga Rohingya Sengaja Dibakar...

Sementara itu, gelombang pengungsi warga Rohingya ke Bangladesh masih belum berhenti. Hampir tiga pekan, jumlah pengungsi sudah mencapai ratusan ribu orang.

Suasana yang belum membaik di Myanmar membuat warga Rohingya mencari lokasi yang lebih aman bagi mereka dan keluarganya.

Masuk melalui perbatasan Cox's Bazar, warga Rohingya membawa barang seadanya untuk masuk Bangladesh.

Baca: Myanmar Perlu Bersikap soal Status Pengungsi Rohingya

Banyak dari mereka dalam keadaan sakit, terlebih warga lanjut usia. Lembaga World Food Programme menyebut, sejak konflik pecah di akhir Agustus, gelombang pengungsi sudah mencapai 300.000 orang.

Jumlah ini membuat banyak dari pengungsi yang tak punya tempat berlindung, makanan, dan air bersih.

https://regional.kompas.com/read/2017/09/08/08221141/suara-hati-seorang-pengungsi-rohingya-di-sidoarjo-rindu-keluarga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke