Salin Artikel

Kabur Setelah Alami KDRT, Nenek dan Cucu Telantar di Kebun Sawit

Setelah sembilan hari meninggalkan rumah, dia dan cucunya kedapatan telantar di sebuah pondok kebun kelapa sawit, milik M Tari, ketua RT 10 Kelurahan Sidorejo, Pangkalan Bun, tempatnya berdomisili, Senin (28/8/2017).

Menurut pengakuan Maysunah, dia sengaja memilih pondok Pak RT-nya untuk bernaung agar diketahui, dan memperoleh pertolongan. "Biar Pak RT tahu," kata Maysunah, di hadapan Lurah Siderejo dan staf Dinas Sosial, Kabupaten Kotawaringin Barat.

Pada hari-hari sebelumnya, diia berpindah-pindah tempat menginap, mulai dari emperan pasar, hingga emperan gedung olahraga milik sebuah perusahaan multinasional di Pangkalan Bun.

M Tari sendiri mengaku, begitu mengetahui Maysunah dan cucunya di kebunnya, dia langsung melapor pada Sertu Heri Asdar, yang dikenalnya sebagai babinsa setempat. Padahal, Heri sudah tidak ditugaskan lagi sebagai babinsa.

Namun, Heri langsung memberi tahu Serma Marsono, babinsa Sidorejo saat ini, dan turut mengevakuasi Maysunah dan cucunya ke Dinas Sosial. "Saat ditemukan, dia sangat lemah dan tampak sakit-sakitan," kata Marsono.

Kepada Kompas.com, Maysunah mengaku meninggalkan rumahnya pada Sabtu (19/8/2017). Hal ini menyusul perlakuan dari suaminya yang dia terima sepulang berjualan pecel di keramaian karnaval tujuh belasan.

Saat itu, dia tidak bisa masuk rumah yang sengaja dikunci suaminya. Setelah bisa masuk, dibukakan oleh cucunya, Maysunah dicaci-maki dengan kata-kata kasar, disamakan dengan pelacur. "Lalu pas saya masak, bahan masakan saya dibuang dan diinjak-injak," ucapnya.

Istri kedua dari Suwarno ini, lalu memutuskan pergi bersama cucunya. Dia mengaku sudah tak tahan. Sejak menikah 15 tahun lalu, Maysunah mengaku kerap mendapat kekerasan dari suaminya. Mulai pukulan tangan kosong, hingga tusukan pisau. Dia pun menunjukkan bekas luka itu di paha kirinya.

Menurut dia, empat tahun lalu dirinya pernah melaporkan suaminya ke polisi.

Maysunah menyebut, suaminya tidak bekerja dan minta selalu dilayani. Di sisi lain, pria itu juga dikenal sebagai pecandu minuman beralkohol.

M Tari mengonfirmasi kebenaran keterangan Maysunah itu. Menurut dia, perlakuan kasar Suwarno juga kerap dilakukan kepada istri pertamanya, yang tinggal serumah pula dengan Maysunah.

Di hadapan staf Dinas Sosial, Maysunah minta bantuan untuk bisa dipulangkan ke kampung halamannya di Madura. Tetapi, pihak Dinas Sosial Kotawaringin Barat tak serta-merta dapat mengabulkan permintaan itu. Sebab, perempuan beranak satu itu masih terikat hubungan pernikahan yang sah.

Kini, pihak Dinas Sosial masih mengupayakan memanggil suaminya, untuk menyelesaikan masalah ini. Akibat lari dari rumah ini, ONS sang cucu, terpaksa absen dari kewajibannya sekolah di sebuah MTs Negeri di Pangkalan Bun.

https://regional.kompas.com/read/2017/08/28/15523551/kabur-setelah-alami-kdrt-nenek-dan-cucu-telantar-di-kebun-sawit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke