Salin Artikel

Guru dari Korea Cari Pengalaman Mengajar di Banyuwangi

"Selamat beristirahat," kata laki-laki yang akrab dipanggil Yosep tesebut kepada murid kelas 3 SD Model Banyuwangi.

Yosep adalah peserta Indonesian Korean Teacher Exchange Program 2017 yang mengajar di SD Model Banyuwangi sejak pertengahan Mei 2017 lalu. Dia bersama An Yuri (30), rekan senegaranya, mengajar di Banyuwangi selama tiga bulan.

"Sangat menyenangkan mengajar di Banyuwangi. Saya memiliki banyak pengalaman salah satunya adalah tradisi salim atau mencium tangan guru oleh murid. Di tempat kami tidak ada," kata Yoseph.

Selama mengajar di Banyuwangi, Yosep dan Yuri mengajar bahasa dan budaya Korea. Pada hari itu, Yosep mengajarkan permainan tradisional Korea yang menggunakan empat batang kayu yaitu Yut Nori.

Dia juga mengajarkan bahasa Korea sederhana seperti nama-nama binatang dan menghitung menggunakan bahasa Korea.

"Para siswa bisa mengikuti dengan baik dan saya juga belajar Bahasa Indonesia dan juga bahasa daerah kepada mereka. Untuk bahasa, kami menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dan dibantu oleh guru kelas yang mendampingi," ujar Yosep.

Bukan hanya mengenalkan permainan tradisional, Yosep juga mengajarkan lagu-lagu anak-anak Korea dan mengenalkan makanan asal Korea, salah satunya Kimchi, kepada guru-guru di SD Model Banyuwangi.

Ada pengalaman yang menarik diceritakan Yosep yaitu ketika dia berbelanja bahan utama untuk memasak Kimchi di pasar tradisional Banyuwangi. Sebagian besar bahan Kimchi didapatkan dengan mudah, namun ada beberapa bahan yang tidak ada di Banyuwangi.

"Akhirnya saya menambahkan terasi dan karena di sini tidak ada bubuk cabai, saya langsung menggunakan cabai segar. Ini adalah pertama kali saya membuat Kimchi seorang diri. Jika di Korea, saya dibantu dengan ibu. Rasanya yaa hampir sama dengan yang ibu saya buat Korea," kata Yosep sambil tertawa.

Lelaki yang sudah lima tahun mengajar di negara asalnya tersebut mengaku sangat suka dengan kuliner yang ada di Banyuwangi.

"Saya suka sambal dan nasi tempong. Hampir aemua makanan di sini sudah saya coba " katanya.

Sementara itu, Yuri mengajarkan para siswa membuat pakaian tradisional Korea Hanbok dari kertas origami dan mengajarkan bahasa Korea untuk alat alat yang digunakan untuk membuat Hanbok dari origami.

"Saya mengenalkan bahasa Korea kertas, gunting kepada siswa. Pada dasarnya semua anak-anak sama. Hanya saja di sini sekolahnya masuk lebih pagi jam setengah tujuh, kalau di Korea sekitar jam sembilan," ucapnya.

Selain mengajar, Yuri mengaku beberapa kali mengikuti kegiatan festival di Banyuwangi.

"Menyenangkan sekali bisa mengetahui budaya disini," kaya Yuri.

Selama mengajar di Banyuwangi, Yosep dan Yuri didampingi oleh mentor, salah satunya adalah Mayang. Kepada Kompas.com, Mayang bercerita ada tiga tahap yang harus diikuti oleh Yosep dan Yuri, antara lain observasi, melakukan cooperative teaching bersama guru kelas lalu mengajar siswa secara langsung di dalam kelas.

"Di sini ada 6 kelas yang diajar oleh Yosep dan Yuri secara bergantian, mulai dari hari Senin sampai Jumat. Selain di sini, mereka berdua juga kita ajak mengunjungi sekolah lain untuk mengetahui bagaimana pendidikan di Banyuwangi. Jadi bukan hanya tahu SD Model saja," kata Mayang.

Setelah Yosep dan Yuri mengajar di Banyuwangi, rencananya pada September nanti, Mayang yang akan berangkat ke korea untuk mengajar.

"Sebelum Yosep dan Yuri, ada guru dari SD Model yang berangkat ke Korea dan mereka masuk seleksi program pertukaran guru Indonesia-Korea 2015. Pertukaran guru ini merupakan program Asia-Pacific Centre of Education for International Understanding (APCEIU) yang berada di bawah naungan UNESCO."

"Rencananya, September ini saya yang berangkat ke Korea untuk pertukaran Guru. Semoga bisa menambah pengalaman dan nanti diaplikasikan saat kembali ke Banyuwangi," ujar perempuan berkerudung itu.

https://regional.kompas.com/read/2017/07/22/15031231/guru-dari-korea-cari-pengalaman-mengajar-di-banyuwangi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke