Salin Artikel

5 Berita Populer Nusantara: Ibu Calon Pengantin Protes gara-gara Jokowi hingga Istri dan Anak Tersangka Pembunuhan Juragan Kuda

Sang ibu menulis status yang menyatakan ketidakpuasannya terhadap Pemerintah Kota Balikpapan hingga kemudian minta maaf karena menilai ternyata ada kesalahpahaman.

Sementara itu, dari Kotawaringin Barat, seorang polisi memukuli siswa SD setelah anaknya mengadu dia dipukul oleh temannya itu. Pemukulan dilakukan di depan guru dan menimbulkan shock bagi para guru. Kapolres Kotawaringin Barat secara khusus juga meminta maaf kepada publik.

Dari Polewali Mandar, Sulawesi Barat, polisi kembali mengungkap satu tersangka baru kasus pembunuhan juragan kuda, yaitu anak kandung korban yang tengah hamil. Dengan demikian, sudah ada 6 tersangka dalam kasus ini, termasuk istri dan dua anak kandung korban.

Berikut ini 5 berita terpopuler dari seantero Nusantara sepanjang hari kemarin yang tak boleh Anda lewatkan:

Pemilik akun Syirina di Facebook menuliskan status yang berisi protesnya terhadap Pemerintah Kota Balikpapan karena tiba-tiba membongkar persiapan pesta pernikahan anaknya di Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC gara-gara Presiden RI Joko Widodo akan datang dan menggunakan gedung tersebut.

Statusnya ramai diperbincangkan hingga akhirnya pemilik akun tersebut menuliskan status permintaan maaf.

Menanggapi hal itu, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengaku, pemerintah kota sebenarnya sudah mengedepankan musyawarah dengan pihak keluarga yang menggelar hajatan itu. Pihak keluarga, lanjut Rizal, juga sudah menyetujuinya.

“Saya kenal (pihak yang menggelar hajatan) dan kami ini sudah seperti saudara. Saya sudah menghubungi juga. Sebenarnya tidak ada yang dirugikan,” kata Rizal saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (15/7/2017).


2. Minta Maaf, Ibu Calon Pengantin yang Protes di Facebook gara-gara Jokowi Datang

Setelah status Facebook yang memuat kekecewaannya terhadap Pemerintah Kota Balikpapan terkait kedatangan Presiden RI Joko Widodo viral di media sosial, pemilik akun Syirina menuliskan status permintaan maaf.

“Alhamdulillah ... dgn segala kekurangan n kehilafan kami...d karenakan "miscomunication" antara kami n bpk" penyelenggara Di Dom tadi mlm....saya hanya seorang ibu yg hanya punya impian menghadirkan suasana indah rungan yg akan di jadikan tempat mereka menerima kerabat dgn doa restux... kami meminta maaf atas postingan kami ..... ....terutama buat bpk Rizal Efendy. N ibu Arita ... yg pasti mengurut dada sambil berucap astaqfirullah liat postingan kami....kami cinta damai...n kami beriman......buat bpk wali kota... ini salah satu ulah wargax... tahan mental pasti bapakx kiki.......” tulis pemilik akun Syirina, Kamis (13/7/2017), hari yang sama saat dia menuliskan status yang berisi protes.

Sementara itu, menurut penelusuran, status protes yang ditulis Syirina tidak lagi ditemukan. Namun demikian, gambar tampilan atau screenshot statusnya sudah beredar.

Seorang oknum polisi memukul wajah seorang bocah kelas VI SD di depan guru dan siswa lainnya setelah anaknya mengadu dipukul oleh temannya itu.

Akibat tamparan itu, siswa tersebut mengalami lebam dan gigi goyang.

Insiden itu dialami oleh bocah berinisial MA, siswa kelas 6 SD Negeri Kumai Hilir 1, Kecamatan Kumai Kabupaten, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, sepulang sekolah, Jumat (14/7/2017).

Pelakunya adalah seorang brigadir polisi berinisial ASS, anggota Sabhara Polres Kotawaringin Barat.

Menurut S, staf penjaga SD Negeri 1 Kumai Hilir, yang menjadi salah satu saksi, insiden itu terjadi setelah siswi berinisial DA dipukul MA.

MA memukul bagian antara bahu dan dada temannya itu karena tak terima setelah DA mengejeknya karena baju yang dipakainya robek.

DA lalu menangis dan mengadu kepada ayahnya, ASS, yang sudah berada di luar gerbang sekolah. ASS yang berseragam dinas langsung masuk ke lingkungan sekolah dan memukul wajah MA di hadapan guru kelasnya, Parminah, yang sedang menyelesaikan cekcok kedua muridnya itu.

Polisi sudah menetapkan enam orang sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Abdul Waris (60), seorang juragan kuda di Desa Ugi Baru, Kecamatan Mapilli, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, pada akhir Juni lalu.

Dari keenam tersangka, tiga orang di antaranya adalah istri dan dua anak kandung korban. Satu anak kandung korban, ZA (25), merupakan pelaku yang paling terakhir ditetapkan sebagai tersangka.

Kapolres Polewali Mandar AKBP Hanny Andhyka Sarbini mengatakan, anak perempuan korban ini ditetapkan sebagai tersangka karena diduga ikut dalam perencanaan pembunuhan terhadap ayahnya dengan menyewa pembunuh bayaran bersama ibunya, Hajjah Nurliah (55), dan saudara laki-lakinya.

“Berdasarkan pengembangan penyidikan dan keterangan kesaksian sejumlah tersangka, anak perempuan korban juga dinyatakan ikut terlibat merencanakan pembunuhan ayahnya. Salah satunya, dia terlibat menyetujui untuk membunuh ayahnya,” ujar Hanny dalam konferensi pers di Ruang Pola Polres Polman, Sabtu (15/7/2017).

Video yang memuat seseorang diduga Kapolres Simalungun AKBP Marudut Liberti Panjaitan sedang mabuk minuman keras di sebuah ruangan tempat karaoke dipenuhi minuman keras ( miras) hingga mencekoki seorang pengunjung dengan miras beredar.

Video berdurasi kurang lebih tiga menit itu diduga hasil rekaman kamera pengintai.

Saat dikonfirmasi, AKBP Marudut enggan berkomentar. Dia mengatakan, keterangan akan diberikan pihak humas.

Kepala Sub Bagian Humas Polres Simalungun, AKP Jarait Sinaga, saat dihubungi, Sabtu (15/7/2017), mengatakan, tim dari Polda Sumatera Utara sudah turun melakukan penyelidikan, Jumat (14/7/2017).

Hanya saja, lanjut Sinaga, pihaknya belum menerima informasi mengenai hasil penyelidikan tim Polda. Sinaga mengatakan, berdasarkan perintah langsung dari Kapolda Sumatera Utara, tim mengecek video dan langsung turun ke lokasi kejadian, yakni di Karaoke Studio 21 Jalan Parapat, Pematangsiantar.

https://regional.kompas.com/read/2017/07/17/10014591/5-berita-populer-nusantara--ibu-calon-pengantin-protes-gara-gara-jokowi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke