Salin Artikel

Akhir Perjuangan Fidelis Merawat Sang Istri dengan Ganja (Bagian 5)

Fidelis, seorang pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sanggau ini menanam ganja untuk mengobati istrinya yang didiagnosa menderita syringomyelia, tumbuhnya kista berisi cairan atau syrinx di dalam sumsum tulang belakang.

(Baca kisah awalnya: Akhir Perjuangan Fidelis Merawat Sang Istri dengan Ganja (Bagian 1) 

Terpisahnya antara Yeni dengan sang suami secara otomatis menyebabkan pola perawatan yang dilakukan suaminya selama beberapa bulan terakhir dengan menggunakan ekstrak ganja itu pun terputus.

Perubahan terhadap fisik Yeni pun mulai terlihat pada hari ketiga. Kondisinya berangsur-angsur menurun hingga ajal menjemput.

(Baca selengkapnya: Akhir Perjuangan Fidelis Merawat Sang Istri dengan Ganja (Bagian 3)

Pengacara mengatakan, Fidelis sudah pernah mengusahakan izin sebelum menempuh cara menanam ganja, namun ditolak. Sementara itu, BNN Kabupaten Sanggau membantah telah memberikan izin secara institusi.

Tatapan wajah Yuvensius Finito Rosewood terlihat kosong. Yuven, panggilan akrabnya lebih banyak memilih diam saat dijumpai di rumahnya, Senin (3/4/2017).

Remaja berusia 15 tahun ini hanya pasrah setelah ayahnya, Fidelis, ditahan di Rumah Tahanan Sanggau. Dia tahu ayahnya harus menjalani proses hukum karena menanam ganja yang digunakan untuk mengobati ibunya, Yeni Riawati, yang menderita penyakit langka syringomyelia.

Yuven saat ini duduk di kelas tiga Sekolah Menengah Pertama. Tak lama lagi dia akan menempuh ujian nasional yang akan menentukan kelulusan. Otomatis, sejak ayahnya ditahan dan ibunya meninggal dunia pada 25 Maret 2017 yang lalu, tidak ada sosok orangtua yang mendampingi Yuven belajar.

"Sebentar lagi mau ujian kelulusan. Biasanya belajar ditemani sama Bapak, diajari sama Bapak. Semoga Bapak cepat pulang," terdengar sayup-sayup suara Yuven tertahan menahan tangis.
 
Adiknya, Samuel Finito Sumardinata yang baru berusia tiga tahun terlihat asyik bermain mengelilingi meja ruang tamu. Masih terlihat senyuman dan celoteh dari mulutnya saat bermain. Sesekali ia dicegah sang nenek agar tak mendekati sang bibinya yang saat itu sedang bercerita.

Di usianya ini, Samuel tentu belum mengerti yang sedang terjadi. Yang dia tahu, pada usia emasnya ini, tak lagi dia bisa bertemu sang ibu dan kini juga tak ada sosok ayahnya.

Selama Fidelis ditahan, kedua anaknya ini dirawat sang nenek, Maria Goretti Pariem.

Kakak kandung Fidelis, Yohana LA Suyati mengungkapkan bahwa keluarga akan terus mendampingi anak-anak selama Fidelis menjalani proses hukum.

Dia sendiri mengaku baru tahu tentang ganja yang ditanam adiknya itu setelah Fidelis tersangkut proses hukum. Selama ini, mereka hanya tahu itu adalah tanaman obat.  

"Sebelum kasus ini mencuat, saya tidak tahu tentang hal-hal itu. Baru setelah ditahan, Fidelis menceritakan semuanya," ungkap Yohana.

Jumlah pohon ganja yang ditanam Fidelis sebanyak 39 batang. Ganja sebanyak itu diperlukan Fidelis untuk dijadikan ekstrak. Namun, tidak semua bagian tanaman itu dia gunakan.

"Ganja itu dia tanam sendiri, karena dengan menanam sendiri, dia bisa mendapatkan ganja berkualitas. Hanya ganja berkualitas yang bisa dijadikan obat," ujar Yohana.

Jumlah 39 batang itu sebenarnya belum seberapa jika dibandingkan dengan kebutuhan pengobatan untuk istrinya.

Setiap 1 gram bunga betina, hanya bisa menghasilkan 3 cc ekstrak. Sedangkan luka-luka dekubitus istrinya yang harus diobati banyak dan besar-besar. Semua teknik yang digunakan Fidelis itu diperolehnya dari internet dan literatur asing.

Harapan

Namun, semua upaya dan perjuangan Fidelis supaya kedua anaknya tetap memiliki ibu harus berakhir. Istrinya meninggal dunia ketika secercah harapan untuk sembuh dengan perawatan menggunakan ekstrak ganja terenggut atas nama hukum.

Segenap keluarga berharap, semoga penegak hukum bisa lebih mengedepankan sisi kemanusiaan dalam penanganan kasus Fidelis.

"Fidelis tidak berniat jahat. Dia hanya berniat menyelamatkan istrinya, setelah sejak tahun 2013 semua rumah sakit yang didatangi menyerah dan hanya bisa memberi solusi dibawa pulang saja," ungkap Yohana.

"Oleh karena itu, keluarga berharap supaya Fidelis bisa segera dibebaskan, sehingga kedua anaknya bisa mendapatkan haknya untuk dirawat & diasuh oleh orang tuanya," tutup Yohana.

Bersambung

 

 

https://regional.kompas.com/read/2017/04/07/07000011/akhir-perjuangan-fidelis-merawat-sang-istri-dengan-ganja-bagian-5-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke