KENDAL, KOMPAS.com - Ratusan warga Jagalan, Desa Kutoharjo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, berebut makanan tradisional Sumpil di kompleks makam Jabal Kaliwungu, Minggu (7/5/2017) sore.
Sebelumnya, makanan Sumpil yang dibentuk gunungan diarak keliling kampung, dari makam Wali Hasan Abdullah alias Pakuwojo menuju bukit Jabal.
Baca juga: Maulid Nabi, Ribuan Orang Berdesakan Berebut Gunungan di Keraton Jogja
Pakuwojo merupakan salah satu penyebar agama Islam di Kaliwungu dan Kendal. Bahkan sejarah berdirinya Kabupaten Kendal tak lepas dari perjuangan Pakuwojo.
Menurut pengurus makam Pakuwojo, Zaenal Arifin, Sumpil adalah makanan khas Kaliwungu yang terbuat dari beras dibungkus dengan daun bambu. Cara memakannya dicampur dengan sambal kelapa. Arak-arakan gunungan Sumpil ini dalam rangka haul Kiai Pakuwojo.
“Sumpil yang dibuat gunungan dan diperebutkan warga adalah sebagai bentuk keberkahan dan saling berbagi sesama manusia. Ini merupakan cara masyarakat untuk mengungkapkan rasa syukur pada Allah Yang Maha Esa,“ kata Zaenal.
Zaenal menjelaskan, Sumpil yang berbentuk segitiga mempunyai arti bahwa manusia selalu berhubungan dengan sesama manusia dan Allah SWT.
Salah satu warga Kaliwungu, Miskam, mengaku rela berebut gunungan sumpil, karena makanan ini ada saat-saat tertentu saja.
Baca juga: Ratusan Warga Berebut "Berkah" Grebeg Gunungan di Solo
Miskam berharap, Sumpil yang ia dapat bisa membawa keberkahan setelah disantap.
“Sumpil yang sudah didoakan para kiai dan ulama ini Insya Allah ada berkahnya,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.