SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, tidak ingin pedagang kelontong di Surabaya kalah bersaing dengan toko modern. Risma pun mengarahkan mereka untuk bergabung dengan koperasi agar tidak tertinggal jauh dengan toko modern.
Risma mengibaratkan, sapu lidi jika berdiri sendiri tidak akan kuat, namun jika bersatu dengan yang lain, maka akan menjadi lebih kuat.
"Kalau para pedagang kelontong tetap berdiri sendiri, maka mereka akan kalah dengan toko modern," katanya seusai menggelar pertemuan dengan ratusan pedagang kelontong dari 31 kecamatan di Surabaya, Jumat (31/3/2017).
(Baca juga: Risma: Tahun Ini, 12.000 Guru Ngaji Dijamin BPJS Kesehatan)
Risma mengaku sudah mengatur lokasi toko modern maupun jam operasionalnya, namun itu belum cukup. Menurutnya, diperlukan usaha lain secara kolektif untuk maju bersama-sama.
Dalam pertemuan itu, Risma juga melempar kritik kepada para pedagang kelontong terkait tata letak toko dan pelayanan.
(Baca juga: Terlalu Sibuk Urus Aset, Risma Mengaku "Teler")
"Banyak pedagang yang kurang ramah kepada pembeli. Penempatannya juga nggak bagus. Orang mau beli tapi jalan lewatnya ditutupi galon atau elpiji," jelasnya.
Selain sudah menyiapkan koperasi khusus pedagang kelontong di sejumlah kecamatan, Pemkot Surabaya juga menyebar 70 mantri ekonomi untuk mendampingi para pedagang kelontong.
(Baca juga: Risma Dipanggil Presiden Secara Mendadak, Ada Apa?)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.