Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Bawa Ayam ke Sekolah, Seorang Siswa SMA Dianiaya Pegawai TU

Kompas.com - 22/03/2017, 12:02 WIB
Syarifudin

Penulis

BIMA, KOMPAS.com - Seorang pegawai Tata Usaha (TU) di SMA Negeri I Donggo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), dilaporkan ke Mapolsek setempat. Oknum bernama NA itu dilaporkan ke polisi gara-gara memukul R (18), siswa kelas III sekolah itu.

Pemukulan yang menimpa R terjadi dalam kelas saat berlangsung hari ketiga ujian sekolah (US), Rabu pagi (22/3/2017). Akibat penganiayaan itu, korban mengalami luka memar dibagian muka.

Muhamad (42), orangtua siswa, menyebutkan, pemukulan itu gara-gara anaknya tidak membawa ayam sesuai permintaan pihak sekolah.

Ketika 5 menit ujian berlangsung, tiba-tiba pelaku langsung memasuki ruang kelas dan menghampiri korban. NA yang jengkel melihat R tidak membawa ayam, kemudian memukul korban yang sedang duduk di kursi hingga jatuh sempoyongan.

"Anak saya dipukul sebanyak dua kali di bagian muka, karena tidak bawa ayam ke sekolah. Pemukulan itu terjadi didepan pengawas ujian dan murid, kata Muhamad kepada Kompas.com, Rabu (22/3).

Akibat pemukulan itu, Rudi tidak bisa konsentrasi untuk mengikuti ujian. Ia terpaksa buru-buru menyelesaikan soal US dengan asal-asalan.

Ia pun pulang dan melaporkan kejadian yang menimpanya ke orangtuanya.

Atas kejadian itu, orangtua Rudi pun tidak terima dengan kondisi yang menimpa anaknya. Dia kemudian bersama anaknya melaporkan kejadian ini ke Mapolsek Donggo.

Kapolres Bima, AKBP Eka Fatur Rahman SIK menyarankan, agar permasalahan itu dilaporkan secara resmi ke Polsek terdekat. "Nanti saya tindaklanjuti dengan secepatnya," kata Kapolres Eka.

Sementara itu, Kepala Sekolah setempat, Makrau mengaku belum mengetahui kejadian yang menimpa siswanya.

"Saya belum tahu ada pemukulan siswa dalam kelas. Kalau memang benar ada, nanti saya panggil pegawai TUnya," kata Makrau.

(Baca juga: Jokowi: Ayam Bakar, Sop Tulang, Nasi Uduk sampai Bakso, Semua Ada di Sini )

Namun ia berharap, orangtua siswa agar tidak membawa persoalan itu kerana hukum, karena pihaknya berinisiatif untuk melakukan mediasi damai antara pelaku dan orangtua siswa.

"Sebaiknya masalah ini jangan dibawa ke polisi. Kita mengadakan perdamaian, karena setiap masalah di sekolah yang muncul kita utamakan penyelesaian secara kekeluargaan," tutur Makarau.

Dia menyesalkan aksi yang dilakukan oleh pegawai TU terhadap siswa itu.

"Yang jelas saya sesalkan aksi pemukulan itu. Apalagi insiden ini terjadi dalam kelas saat anak-anak sedang fokus mengikuti UN," sebutnya.

Ia pun mengakui bahwa insiden kekerasan terhadap muridnya itu buntut dari kebijakan sekolah yang mewajibkan bagi para siswa mengumpulkan ayam. Menurut dia, kebijakan itu tidak bermaksud membebani siswa.

"Kebijakan ini sebagai bentuk pembinaan agar siswa kompak mematuhi kebijakan sekolah," ujar Makrau.

Baca juga: Cerita 2 Siswa SMA yang Berani Kejar Pelaku Teror Bom Bandung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com