Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda DIY Prihatin Pelaku "Klitih" Berusia Remaja

Kompas.com - 14/03/2017, 17:26 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Kapolda DIY, Brigjen Pol Ahmad Dofiri mengaku prihatin dan kasihan dengan para pelaku "klitih" yang masih remaja.

"Kalau melihat anak-anaknya, saya kasihan dan prihatin sebenarnya," ujar Dofiri saat menemui wartawan di Polresta Yogyakarta, Selasa (14/03/2017).

Dofiri menjelaskan, para pelaku yang masih berusia remaja dan berstatus pelajar ini memiliki masa depan yang panjang. Namun ia menyayangkan, mereka melakukan tindakan yang tidak seharusnya.

"Saya sangat prihatin. Mereka ini adik-adik kita, anak-anak kita masih remaja, masa depannya panjang tetapi sangat disayangkan melakukan tindakan yang tidak kita inginkan bersama," tegasnya.

"Tetapi kalau tidak kita ambil tindakan tegas, tidak menjadikan efek jera. Jadi kita ambil tindakan tegas ," tambahnya.

Kasus "klitih", sambung Dofiri, merupakan masalah serius. Upaya preventif terus dilakukan Polda DIY dan seluruh jajaran, seperti menggelar razia maupun melakukan patroli rutin tiap malam.

"Ini masalah serius, kita menangani Klitih itu siang malam. Kita sudah undang kepala sekolah, Pemda, DPRD pun merumuskan solusi masalah ini," urainya.

(Baca juga: Aksi "Klitih" Kembali Terjadi di Yogyakarta, Seorang Pelajar SMP Tewas)

Dofiri mengatakan, penyelesaian masalah "klitih" harus dilakukan bersama-sama, baik kepolisian, pemerintah daerah, dan masyarakat. Namun yang lebih penting adalah peran orang tua dalam mendidik dan mengawasi anak-anaknya.

"Orang tua harus betul-betul memberikan perhatian, kasih sayang, dan awasi mereka. Kalau pelajar jam 1, jam 2 keluyuran, kapan sekolahnya? Lalu masih di bawah umur sudah dibelikan motor, jangan dikasih," tandasnya.

Selama ini, para pelajar yang tertangkap melakukan "klitih" kebanyakan anak-anak yang jauh dari pengawasan orang tua. Bahkan, para pelaku "klitih" di Jalan Kenari, Kota Yogyakarta mengaku jauh dari orang tua. Ada pula yang berasal dari keluarga broken home.

"Pelaku kekerasan di Jalan Kenari, ada yang jauh dari orang tua. Ada pula yang ayah dan ibunya sudah berpisah," bebernya.

Berita sebelumnya, dua hari pasca-kejadian "klitih" di Jalan Kenari, Kota Yogyakarta yang menyebabkan meninggalnya Ilham Bayu Fajar, Polresta Yogyakarta berhasil menangkap satu pelaku pembacokan beserta enam orang kelompoknya.

Pelaku pembacokan berinisial SR ternyata masih berusia di bawah umur dan masih duduk di kelas 1 SMA. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com