Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: Jakarta Ingin Beli Sapi di Jateng

Kompas.com - 03/03/2017, 16:17 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot menyatakan keinginannya untuk membeli semua bahan pertanian dari wilayah di Jawa Tengah.

Pembelian itu dilakukan agar ibu kota tak tergerus masalah inflasi. Selain bahan makanan, Djarot juga ingin membeli sapi dari Jawa Tengah. Beberapa daerah di Jateng sebagai sentra sapi dilirik, seperti di Kabupaten Boyolali.

“Tadi kerja sama dengan pembuatan gudang, Sapi juga. Soal sapi misalnya bisa bikin penggemukan, bisa diajak kerja sama dengan Jateng,” kata Djarot, seusai ketemu dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Semarang, Jumat (3/3/2017).

Dia mengatakan, Jakarta punya gudang yang besar untuk menampung semua pembelian yang dibutuhkan. Pembelian beras misalnya bisa ditaruh di Cipinang, lalu daging bisa melalui PD Dharma Jaya.

Kebutuhan dasar lain juga punya PD Pasar Jaya. “Jakarta ikut pada Jateng, karena mayoritas suplai beras dari Jateng,” tambahnya.

Sementara itu, Ganjar membenarkan permintaan dari Djarot terkait bahan makanan, dan peternakan itu. Pihaknya sudah berbicara serius mengenai hal secara tertutup.

“Kita omongkan, ada suplai makanan, ada usulan sapi masuk di Jakarta selain Nusa Tenggara Timur,” ucapnya.

Sebelumnya, Djarot mengutarakan keinginannya untuk membeli semua produk pertanian yang ada di Jawa Tengah. Pemerintah DKI butuh bahan makanan dari Jateng agar wilayah tersebut tidak tergerus inflasi.

“Ini kebutuhan dan bisa klop antara Jateng dan Jakarta. Jadi, kita kerjasama lebih enak, untuk kepentingan warga Jateng dan DKI. Bayangkan, kalau pertemuan seperti ini sambil senyum kan enak,” kata Djarot.

Kompas TV Kementerian Keuangan menandatangi perjanjian kerja sama dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha untuk menekan harga daging di pasar. Dalam pemantauan pemerintah, harga daging sapi saat ini sangat kental praktik kartel. Soalnya, selain produksi lokal, pasokan daging sapi Indonesia juga masih diisi oleh daging impor. Akan tetapi, meski impor sapi dan produk dagingnya meningkat hingga belasan kali lipat, tapi harga terus bertahan tinggi. Hal ini mempertegas adanya praktik kartel di pasar daging. Untuk itu, pemerintah bersama KPPU menyiapkan denda hingga Rp 25 miliar untuk memberikan efek jera.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com