Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Cabai Bollywood" Beredar, Pedagang Terpaksa Beli karena Harga Murah

Kompas.com - 23/02/2017, 18:57 WIB

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Setelah sempat beredar di Sidoarjo, cabai impor asal India telah beredar di sejumlah pasar di Kabupaten Mojokerto.

Hal ini terungkap setelah ada inspeksi mendadak yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Jatim di pasar Tanjung Anyar, Kamis (23/2/2017) sore.

Dalam inspeksi itu, mereka menemukan sedikitnya 15 karung berisi cabai merah besar impor yang kerap disebut cabai Bollywood.

Rata-rata pedagang tidak mengetahui bahwa cabai tersebut dilarang untuk diedarkan. Lantaran nilai beli harga cabai yang murah, para pedagang nekat membeli. Ada dua toko pedagang cabai yang ditemukan menjual bebas cabai merah besar kering ini.

"Harganya lebih murah dibandingkan harus beli cabai dari sini. Karena memang harga cabai sekarang sedang mahal, kami tidak bisa berbuat apapun untuk menekan harga. Bisanya ya mengakali dengan membeli cabai impor yang lebih murah," kata Febri, seorang pedagang cabai.

Meski menjual cabai impor, rata-rata pembeli masih memilih cabai segar dibandingkan cabai kering. Dengan demikian, Febri tidak khawatir bila cabai keringnya tidak laku dijual karena masih bisa bertahan lama.

"Kami dikasih surat pernyataan supaya tidak menjual terlebih dahulu cabai impor ini, karena katanya masih dalam proses penelitian. Tadi dari dinas provinsinya juga bilang bila hasilnya sudah ada, saya langsung dikabari," tuturnya.

Kepala UPT Perlindungan Konsumen Bojonegoro Moch Hamid Palu mengatakan kandungan yang ada di cabai rawit merah besar ini belum jelas karena masih dalam proses uji laboratorium di BPOM.

"Masih proses pengujian," katanya.

Cabai impor ini memang sebenarnya dilarang beredar dipasaran lanjut Moch Hamid Pelu. Pasalnya, cabai kering impor ini digunakan untuk produsen dengan pembuatan makanan berskala besar. Karena untuk produsen berskala besar, dikhawatirkan cabai mengandung sesuatu penyakit.

"Ini ketahuannya dari label yang menggunakan angka pengenal impor produsen. Itu artinya tidak boleh dijual secara bebas di pasar rakyat. Barang ini harus segera ditarik dari peredaran pasar rakyat," ucapnya.

Kepala korwil di tujuh kabupaten/kota ini mengaku heran dengan adanya peredaran cabai merah besar kering yang masuk di pasar rakyat. Padahal, dari data yang diperoleh kondisi cabai merah besar di Jatim masih mencukupi dan belum perlu mengimpor dari luar.

"Saya juga heran, kenapa kok cabai merah besar. Awalnya saya pikir cabai rawit, karena memang yang saat ini harganya sangat jauh mahal adalah yang kecil. Padahal, saat ini Jatim sedang panen cabai merah," terangnya.

Harga cabai yang terus melambung, memang belum bisa ditekan oleh Pemerintah Kota Mojokerto. Hingga saat ini, upaya yang dilakukan pemerintah setempat adalah dengan memonitoring harga di pasaran supaya tidak terus meninggi.

"Kami tidak ada pasar murah, kalau seperti itu adanya saat lebaran. Sejauh ini, upaya dari kami adalah memonitoring supaya pedagang tidak nakal dengan menaikkan harga diatasi rata-rata. Karena dapat merugikan konsumen," kata Kabid Perdagangan Disperdagin Kota Mojokerto Indro Tjahjono kepada Surya, Kamis (23/2/2017).

Berita ini telah tayang di Surya, Kamis (23/2/2017), dengan judul: Cabai 'Bollywood' Masuk Mojokerto, Pedagang Nekat Beli Karena Murah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com