Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Dingin dan Hujan Membekap Pengungsi Korban Gempa Aceh

Kompas.com - 08/12/2016, 06:46 WIB
Masriadi

Penulis

PIDIE JAYA, KOMPAS.com — Rabu (7/12/2016), jam menunjukkan pukul 16.39 WIB. Ratusan korban gempa mengungsi ke Masjid Al Munawarah, Desa Bie, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya.

Mereka berasal dari Desa Lueng Rimba, Jurong, Buayan, Beuringen, dan Desa Pante Beree, Kemukiman Kuta Simpang, Kecamatan Meurah Dua. Satu-satu mereka berlarian ke dalam masjid saat hujan mulai turun. Sebagian duduk melamun di teras masjid dan tiga ruang kelas Taman Pengajian Al Quran (TPA) di kompleks masjid tersebut.

Dua tenda berukuran 5 x 10 meter terpasang di depan masjid. Kaum ibu dan anak-anak berteduh di bawah tenda. Hujan mengguyur deras dan membuat mereka sulit berteduh.

Koordinator pengungsian di lokasi itu, Ramli M Nafi, menyebutkan, saat gempa terjadi, mereka berlarian ke luar rumah. Sebagian rumah mengalami rusak berat dan rusak ringan. Tidak ada korban jiwa. Mereka memilih mengungsi karena khawatir peristiwa tsunami tahun 2004 lalu kembali terjadi.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Korban gempa dirawat di lorong RSUD Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Sabtu, (8/12/2016). Gempa bumi berkekuatan 6,5 SR yang berpusat di Pidie Jaya, Aceh pada Rabu lalu ini, mengakibatkan lebih dari 100 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
"Kami bertahan di sini karena lokasi desa juga parah. Air keluar dari tanah yang terbelah," katanya.

Bantuan bahan makanan di lokasi itu sangat minim. Terlihat hanya 10 karung beras dan lima kardus mi instan. "Itu bantuan dari Kapolsek Meurah Dua. Ada juga bantuan pengusaha dan anggota DPRK Pidie yang datang kemari," ujarnya.

Saat ini, mereka kekurangan tikar dan bahan makanan. "Apalagi obat-obatan belum ada sama sekali. Mungkin tim kesehatan juga sedang bekerja ekstra untuk warga yang meninggal dunia dan masih tertimbun," katanya.

Kondisi di pengungsian itu memprihatinkan. Sebagian besar pengungsi adalah bayi yang harus diayun. Sesekali tangis mereka pecah dan orangtuanya sibuk berusaha mendiamkan jabang bayi itu.

"Kami berharap jika memungkinkan diberikan tambahan beras, ikan kalau ada, ikan asin pun bisa," kata pria paruh baya itu.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Warga korban gempa mengungsi sementara di Masjid Jami Al-Istiqamah Rhieng di Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie jaya, Aceh, Kamis, (8/12/2016). Gempa-gempa susulan yang masih terjadi sejak kemarin membuat seluruh warga yang menetap di Kabupaten Pidie Jaya memanfaatkan masjid sebagai tempat tinggal sementara.
Dia membawa istri dan semua anaknya mengungsi. "Kalau ada air keluar dari tanah yang retak itu sangat mengkhawatirkan kami. Ingat tsunami, lebih baik waspada dan bertahan di sini dibanding bertahan di desa," ucapnya.

Perlahan, hujan semakin deras. Matahari tenggelam tak terlihat lagi, berganti malam nan pekat. Malam itu mereka dibekap hujan dan dingin angin yang menerabas ke lokasi pengungsian.

Seperti diberitakan, gempa bermagnitudo 6,5 menghantam Pidie, Pidie Jaya, dan Kabupaten Bireuen, Rabu (7/12/2016) sekitar pukul 05.00 WIB. Akibatnya, ratusan warga luka-luka dan puluhan meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan di Pidie dan Pidie Jaya.

Puluhan rumah dan toko rusak parah. Gempa ini juga merusak sebagian bangunan di Kabupaten Bireuen.

Baca: Trauma Gempa Aceh 2004, Warga Pidie Jaya Bertahan di Pengungsian

Kompas TV Tanah Rencong Diguncang Gempa 6,5 SR, Puluhan Tewas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com