Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukrisno, Kakek 68 Tahun Berkeliling Kampung Jadi Tukang Payung

Kompas.com - 18/11/2016, 20:36 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Waktu menunjukkan pukul 11.00 WIB saat Sukrisno tiba di Jalan Gajah Mada, Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (18/11/2016).

Kakek berusia 68 tahun itu lantas menepi dan memperbaiki sejumlah payung milik warga setempat.

Sukrisno merupakan warga Kelurahan Jodipan gang I nomor 22, RT 14 RW 07, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Ia menjadi tukang memperbaiki payung keliling sejak di-PHK di PT Bentoel Internasional Investama Tbk, tempatnya bekerja pada tahun 1995.

Sejak saat itu, Sukrisno yang memiliki lima anak berusaha untuk mendapatkan penghasilan lain. Ia lalu berinisiatif menjadi tukang memperbaiki payung keliling.

"Setahun sempat menganggur. Lalu mengerjakan ini," katanya sambil menunjuk payung yang sedang diperbaiki.

Biasanya, Sukrisno keluar rumah pada pukul 9.00 WIB. Kemudian ia bekeliling mengitari perkampungan yang ada di Kota Malang melalui sepeda onthel yang dibelinya waktu jadi karyawan Bentoel. Jika tidak ada hujan, ia mengakhiri perjalanannya sekitar pukul 17.00 WIB.

Di atas sepeda onthel itu, ia membawa dua buah tas yang di dalamnya berisi alat-alat untuk memperbaiki payung. Seperti stang, jepit, obeng, uncek untuk melubangi payung dan gergaji besi.

Selain itu, ia juga membawa onderdil payung bekas. Hal itu sebagai persiapan jika ada payung rusak dan ada bagian yang perlu diganti.

Tidak ada suara dari mulut Sukrisno saat mengitari perkampungan. Jika ada orang yang ingin memperbaiki payung, ia lantas dipanggil.

Sehari, ia bisa memperbaiki 15 payung. Namun jika sedang sepi, sehari bisa tidak dapat orderan meski sudah berkeliling jauh.

"Tergantung, kalau payung punya orang banyak rusak, yang diperbaiki juga banyak," katanya.

Hasil yang didapat Sukrisno juga beragam. Jika kondisi ramai, ia bisa mengantongi Rp 150.000 per hari. Namun jika sepi, ia harus pulang dengan tangan hampa.

"Ongkosnya macam-macam. Paling murah Rp 3.000. Tapi jika rusak banyak, bisa Rp 15.000," katanya.

Tidak hanya berkeliling menjadi tukang payung, Sukrisno kadang juga membeli payung bekas dari rombengan. Jika kondisi payung itu sudah parah, maka payung itu hanya diambil onderdilnya. Namun jika masih bagus, ia akan memperbaikinya untuk dijual lagi.

"Kalau payung bagus diperbaiki lalu dijual. Kalau sudah rusak diambil bahannya," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com