Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rombongan Suporter dan Warga Bentrok di Gerbang Tol Palimanan

Kompas.com - 06/11/2016, 18:03 WIB
Muhamad Syahri Romdhon

Penulis


CIREBON, KOMPAS.com – Sejumlah warga di sekitar pintu masuk Tol Palimanan, menjadi sasaran amuk massa yang diduga merupakan suporter salah satu klub sepakbola, Minggu (6/11/2016) siang.

Para suporter itu mengejar warga dan melempari rumah warga menggunakan kayu berpaku, batu, petasan, dan juga besi.

Aksi penyerangan yang terjadi sektitar 60 menit itu membuat ratusan warga Desa Lungbenda, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, panik dan berhamburan menyelamatkan diri masing-masing.

Beberapa saat setelah penyerangan, petugas Kepolisian Resor Cirebon tampak langsung berjaga di sepanjang kawasan menjelang pintu masuk Tol Palimanan.

Polisi berusaha menenangkan kepanikan dan keresahan warga yang berkerumun dan menunggu rombongan suporter berikutnya untuk meminta pertangungjawaban.

Sejumlah bus yang membawa rombongan suporter itu melaju dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta. Menghindari bentrok susulan, polisi meminta warga kembali ke rumahnya masing-masing.

Polisi juga melakukan penelusuran dan pemeriksaan terhadap sejumlah rumah yang rusak akibat dilempari suporter.

Andi, warga setempat, menjadi korban pelemparan petasan. Dia mengalami luka bakar di bagian lutut kakinya. Selain sakit menahan perih, ia masih shock lantaran penyerangan yang dilakukan secara brutal.

“Kena petasan ini Pak,” kata Andi sambil menunjukkan lukanya.

“Mereka teriak… Bakar! Bakar! Begitu bilangnya. Kami ga tau mereka berasal dari mana karena ramai. Yang jelas mereka melaju dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta,” lanjut Andi.

Kepada awak media, beberapa warga menunjukkan rumah yang rusak di bagian atap dan kaca akibat dilempari.

Warga juga mengamankan sejumlah batu yang masih ada di atap rumah, dan kayu berpaku di sekitar lokasi kejadian.

Tak hanya Andi, sejumlah warga juga menjadi saksi mata. Bahkan Neng, seorang ibu yang sedang menggendong bayi nyaris menjadi korban pelemparan batu. Ia mengaku sangat kaget dan ketakutan.

Menurut Neng, para suporter dari tiga bus itu tiba-tiba turun, dan mengejar pedagang asongan serta anak-anak jalanan yang menggunakan kaos dan topi biru. Mereka juga mengejar polisi yang berusaha mengamankan.

"Saya lagi ada di sini, lihat itu, jadi saya ngumpet," kata Neng.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com