Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meninggal Ditabrak Motor, Anak TKW Ini Dapat Sumbangan Rp 500 Juta

Kompas.com - 31/10/2016, 23:49 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

PONOROGO, KOMPAS.com - Meninggalnya Miftahul Dwi Khasanah (13), siswi kelas satu SMP Maarif Ponorogo menjadi viral di media sosial dalam sepekan.

Keluarga Miftah kebanjiran simpati lantaran, anak pertama pasangan Pujo Kastowo dan Samini Indrawati ini hidupnya sengsara.

Bersama bapak dan adik lelakinya, Jopi Muhammad Zamnas (10), Miftah harus bermukim di salah satu rumah bambu reyot setelah sepuluh tahun ditinggal ibunya bekerja di luar negeri.

Nahasnya lagi, setelah bekerja di luar negeri, ibunya tak pernah memberikan kabar. Untuk bertahan hidup, Miftah hanya mengandalkan keahlian bapaknya memijat orang. Bapaknya tak bisa bekerja lebih dari itu lantaran penglihatannya terganggu.

Seminggu lalu, saat naik sepeda ontel, Miftah ditabrak seorang siswa yang menumpang sepeda motor di dekat Pasar Pon Ponorogo. Akibat ditabrak, korban mengalami luka pendarahan di kepala.

Korban terpaksa dilarikan ke RSUD Madiun. Setelah dirawat beberapa hari, korban akhirnya meninggal dunia di rumah sakit, Rabu (26/10/2016).

Meninggalnya anak TKW itu menjadi viral setelah beberapa akun Facebook mengunggah foto saat korban terkapar di jalan raya, dirawat di rumah sakit dan kondisi rumah bambunya yang sangat miris.

Tak hanya itu, beberapa nitizen mengunggah kondisi isi rumah bambunya yang berisi satu dipan kayu dengan kasur kapuk bertumpukan pakaian kotor serta tikar lusuh di bawahnya.

Melihat kondisi itu, berbagai simpati bermunculan. Ada yang sekadar menyampaikan belasungkawa. Ada yang datang ke rumah duka hingga menggalang donasi.

Memasuki hari ketujuh, donasi yang terkumpul dari para sukarelawan mencapai Rp 500-an juta atau setengah miliar rupiah lebih.

Ketua Tim Donasi untuk Miftah, Muhammad Anam Ardiansah yang dhibungi Kompas.com mengatakan, donasi yang sudah terkonfirmasi sementara sekitar Rp 500 jutaan.

Uang itu rencananya digunakan untuk berbagai keperluan adik Miftah dan keluarganya.

"Kami sudah membentuk divisi dari bedah rumah, kemudian pendampingan untuk bapaknya Miftah usaha apa yang cocok. Selain itu, kami juga memikirkan masa depan Jopi, adiknya Miftah terkait sekolahnya," kata Anam.

Mengapa tergerak mengumpulkan donasi? Anam mengatakan, selain kemanusiaan, karena lokasi kecelakaan itu tak jauh dari rumahnya. Kepedulian para donatur muncul mulai sejak Miftah dirawat hingga saat ini.

"Setelah itu keluarga, perangkat desa, tokoh masyarakat meminta saya sebagai juru bicara keluarga dan membantu mengurus segala sesuatunya terkait jasa raharja dan sebagainya. Lantaran masalah Miftah ini menjadi luar biasa, makanya banyak komunitas seperti ICWP, Rumah Dhuafa dan komunitas lainnya membantu. Akhirnya kami sepakat membuat sebuah wadah tim donasi Miftah," kata Anam.

Para simpatisan yang ingin menyumbang dapat menyerahkan langsung ke ayah Miftah atau transfer lewat rekening.

Menurut Anam, bantuan juga muncul dari luar negeri seperti Hongkong, Korea dan Taiwan. Ia menduga, donatur dari luar negeri merupakan rekan-rekan TKI dan TKW asal Indonesia.

Ia mengatakan, donasi untuk Miftah akan ditutup malam ini pada pukul 24.00 WIB. Penutupan itu sesuai permintaan dari keluarga.

Terkait ibu Miftah, pihaknya membentuk tim khusus untuk memastikan keberadaan dan kondisinya saat ini. Pasalnya, tiga hari setelah meninggal, ada seorang wanita yang mengaku ibu Miftah menelepon dirinya dan keluarga Miftah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com