Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sulit Dapatkan Gas "Melon", Pertamina Putuskan Tambah Pasokan

Kompas.com - 25/10/2016, 19:11 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV akan menambah stok elpiji ukuran tiga kilogram untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi gas di beberapa wilayah di Kabupaten Semarang pada Oktober 2016.

Area Manager Communication & Relations Pertamina Jawa Bagian Tengah Suyanto mengatakan, berdasarkan pantauan tim di lapangan, ada kemungkinan peningkatan konsumsi gas "melon" di wilayah Kabupaten Semarang beriringan dengan datangnya musim hujan.

Hal itu membuat rumah tangga maupun usaha kecil yang biasanya mengandalkan kayu bakar sebagai bahan bakar utama beralih menggunakan gas.

Alokasi tambahan yang disiapkan Pertamina pada Oktober mencapai 50.000 tabung atau sekitar 6,2 persen lebih banyak dari rata-rata konsumsi normal bulanan, yakni sekitar 779.400 tabung.

"Angka ini akan terus dipantau melalui kegiatan monitoring lapangan bersama pemerintah kota/kabupaten setempat dan Hiswana Migas guna melihat dinamika konsumsi di level konsumen akhir," kata Suyanto melalui siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (25/10/2016) petang.

Guna memastikan kenyamanan pelanggan, Pertamina mempersilakan masyarakat yang menemukan kendala terkait gas maupun layanan dan produk Pertamina lainnya untuk melaporkan ke nomor aduan 1-500-000 atau melalui email contactpertamina4@pertamina.com dilengkapi dengan data pelaporan yang mendetail.

"Contact center tersebut dimaksudkan agar masyarakat dapat dengan mudah menanyakan ataupun menyampaikan informasi kepada Pertamina," kata dia.

Secara terpisah, Officer Communication and Relation Pertamina Marketing Operation Region IV Jateng dan DIY Didi Andrian Indra Kusuma mengatakan, dari hasil pengecekan ke sejumlah pangkalan di Kecamatan Banyubiru, ketersediaan gas "melon" relatif aman.

Pengecekan antara lain dilakukan di pangkalan Pojoksari Bandungan, SPBU 44.506.07, Kebondowo RT 5 RW 10, dan Krajan 1 RT 04 RW 02, Banyubiru.

"Beberapa pangkalan di wilayah tersebut masih memiliki stok berkisar di angka 15 hingga 60 tabung per hari ini. Namun demikian, kami masih menunggu laporan tim di lapangan mengenai kondisi di wilayah lain," kata Didi, Selasa (25/10/2016) siang.

Didi tidak memungkiri bahwa saat ini masih ada masyarakat kelas menengah maupun pelaku bisnis perhotelan, restoran, serta industri menengah ke atas yang menggunakan gas 3 kilogram. Meski bukan digunakan sebagai fasilitas utama untuk memasak, namun penyimpanan gas oleh pelaku industri besar itu dapat mengganggu ketersediaan bagi masyarakat miskin dan usaha kecil.

Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk lebih bijak menggunakan gas "melon" tersebut. Apabila merasa sudah mampu, warga diminta beralih ke elpiji nonsubsidi untuk lebih mengoptimalkan peruntukan elpiji subsidi.

"Pembelian yang berlebihan dengan cara menimbun stok yang terlalu banyak di rumah, juga merupakan pola konsumsi yang sebaiknya tidak dilakukan," ujarnya.

Untuk memenuhi kebutuhan yang setara dengan jumlah tabung yang disimpan sebagai stok tersebut, pelanggan dapat melakukan pembelian tabung gas nonsubsidi dengan ukuran lebih besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com