Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Aceh Barat Meluas, BPBD Kesulitan Evakuasi Warga

Kompas.com - 20/10/2016, 15:50 WIB

BANDA ACEH, KOMPAS — Banjir di Aceh Barat meluas dari 71 desa menjadi 139 desa di sembilan kecamatan, Rabu (19/10/2016). Tim penanggulangan bencana kesulitan mengevakuasi warga karena jumlah perahu karet terbatas. Sementara di Aceh Jaya dan Nagan Raya banjir mulai surut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat Teuku Syahluna Polem ketika dihubungi mengatakan, hujan deras terus mengguyur Aceh Barat sehingga banjir meluas.

"Saat ini masih hujan. Kami khawatir jika hujan tidak berhenti semakin banyak desa yang terendam," kata Syahluna.

Tim penanggulangan bencana yang terdiri dari BPBD, SAR, TNI, Polri, dan tim Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) mengevakuasi warga ke tempat yang lebih tinggi. Beberapa posko pengungsian dibuka, tetapi lebih banyak warga yang mengungsi ke rumah kerabat. Sebanyak 49.856 warga terdampak banjir.

"Kami kesulitan mengevakuasi warga karena perahu terbatas. Kami hanya punya 12 perahu karet, sebagian kondisinya bocor," ujar Syahluna.

Keterbatasan perahu juga membuat tim kesulitan mendistribusikan bantuan logistik. "Kami fokuskan dulu evakuasi orang lansia (lanjut usia), perempuan, dan anak-anak," kata Syahluna.

Dari sembilan kecamatan tersebut, banjir paling parah terjadi di Woyla dan Meuruboe. Ketinggian air di beberapa titik mencapai 1,5 meter. Air merendam rumah warga dan jalan. Debit air di Sungai Woyla dan Meurubo cukup tinggi. Dengan intensitas hujan sedang saja, kata Syahluna, sungai akan meluap kembali.

Sementara itu, banjir yang melanda 41 desa di Aceh Jaya dan 12 desa di Nagan Raya, kemarin, mulai surut. Ketinggian air yang semula 70 cm surut menjadi 30 cm. Namun, potensi banjir susulan di daerah ini bisa saja terjadi karena sesekali masih hujan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Aceh Jaya Fajar Diharta mengatakan, banjir di Aceh Jaya disebabkan meluapnya Sungai Teunom. Sungai ini merupakan sungai primer yang berhulu ke Geumpang, Kabupaten Pidie. "Kalau dihulu terjadi hujan lebat, Aceh Jaya harus waspada, banjir bisa datang tiba-tiba," ujar Fajar.

Tiga dam baru

Di Jawa Timur, untuk mengatasi banjir yang terjadi semakin parah setiap tahun di Kabupaten Sidoarjo diperlukan pembangunan tiga dam atau bendungan. Dam-dam yang ada saat ini sudah tidak mampu lagi membendung air yang masuk ke Sidoarjo.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Sidoarjo Fatkhurrahman berharap pembangunan bendungan ini bisa masuk dalam perencanaan anggaran 2017. "Sebenarnya di Sidoarjo sudah ada 49 dam atau bendungan. Namun, kondisi bendungan-bendungan ini sudah tidak mampu lagi menanggulangi air yang masuk ke wilayah Sidoarjo," ujarnya saat meninjau sungai di Desa Bringinbendo, Kecamatan Taman, Rabu.

Dia mengatakan, dam harus dibangun di Desa Tambak Oso, Kecamatan Waru. Dam ini berfungsi mengendalikan pertemuan air dari Sungai Bulubendo dan Sungai Buntung. Selain itu, di Desa Kemambang, Kecamatan Sidoarjo, untuk mengatur pertemuan air dari Sungai Sidokare dan Sungai Pucang. Dam ketiga di muara sungai dekat Selat Madura di Desa Penatarsewu, Kecamatan Tanggulangin.

Pembangunan satu bendungan atau dam tersebut diperkirakan memerlukan biaya hingga Rp 150 miliar. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo berharap pemerintah pusat membantu pembangunan bendungan tersebut.

Di Sulawesi Tengah, gelombang pasang menghantam wilayah Desa Busak, Kecamatan Karamat, Kabupaten Buol, selama sekitar satu jam, Selasa (18/10/2016) malam. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, tetapi 57 rumah yang berada di pinggir pantai rusak. (ain/nik/vdl)


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 Oktober 2016, di halaman 22 dengan judul "Banjir Meluas, BPBD Kesulitan Evakuasi Warga".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com