Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Bayi Penderita Hati Rusak: Saya Mohon Pak Jokowi Bantu Selamatkan Nyawa Anak Saya

Kompas.com - 17/10/2016, 16:47 WIB
Muhamad Syahri Romdhon

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com– Susanti, orang tua satu-satunya Chantiqa Annindya, bayi yang mengalami kerusakan empedu dan hati, merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa lagi, untuk kesembuhan buah hatinya.

Dia memutuskan untuk menulis dan mengirimkan surat ke Presiden Joko Widodo.

“Saya hanya bisa minta tolong sama Pak Presiden Pak Jokowi, semoga mau membantu saya untuk menjemput kesembuhan Chantiqa, untuk menyelamatkan nyawa anak saya,” kata Susanti, Senin (17/10/2016).

Menulis dan mengirimkan surat pada Presiden dia lakukan karena sudah merasa mentok.

Ia sudah berupaya mendatangi Dinas Kesehatan Kota Cirebon, namun tak berbuah hasil. Meski merasa prihatin dan hendak membantu, Dinkes menyarankan Susanti agar segera menemui Wali Kota Cirebon.

“Saya mau dan ingin sekali menemui Pak Wali Kota, namun saya tidak tahu bagaimana caranya, melalui siapa dan harus gimana, saya bingung. Saya sudah kirim surat dan ngajuin ke dinas kesehatan namun hingga saat ini belum ada respon,” ungkapnya.

Kian hari, kondisi Chantiqa terus menurun. Lingkar diameter perutnya perlahan kembali membesar, sekujur kulit tubuhnya, dan terutama warna putih matanya terus menguning.

Wajah mungilnya dihiasi kesedihan lantaran sakit yang terus menyerang. Hanya segurat tawa yang sesekali menghampiri karena sang bunda tidak hentinya mengajaknya bermain, dan bercanda. Itupun tak bertahan lama.

Akhirnya, Susanti pun meluapkan seluruh keluh kesahnya di atas selembar kertas yang ditujukan pada Presiden Joko Widodo. Ia berharap, Presiden memperhatikan nasib Chantiqa Annindya, di tengah kesibukannya memimpin negara.

“Presiden ini adalah harapan terakhir saya. Semoga Pak Presiden mendengar jeritan saya, mendengar doa saya, semoga Chantiqa bisa diselamatkan untuk menjembut kesembuhan,” ucapnya.

Kamis (20/10/2016), seharunya Chantiqa kembali ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta untuk menjalani perawatan. Namun hingga Senin ini,  Susanti mengaku belum memiliki sedikit pun biaya.

Selain itu, Susanti juga harus memenuhi biaya tranplatasi hati senilai Rp 1,2 miliar, sementara BPJS membantu sekitar Rp 250 juta.

Dia juga diwajibkan membayar screening hati pendonor senilai Rp 40 juta-Rp 200 juta yang dananya tidak ditanggung BPJS. 

Baca: Seorang Bayi di Cirebon Bertahan Hidup dengan Hati Rusak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com