Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Baju Kotak-kotak ala Jokowi Tak Lagi Jadi Tren Pilkada

Kompas.com - 24/09/2016, 18:35 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SALATIGA, KOMPAS.com - Baju kotak-kotak sempat menjadi tren karena menjadi kostum khas pasangan Jokowi-Ahok saat maju pada Pilkada DKI Jakarta 2012. Kostum yang sama juga digunakan oleh Jokowi-JK saat maju pada Pilpres 2014.

Sejak saat itu, baju kotak-kotak ala Jokowi ini menjadi semacam "merek" dagang bagi para calon kepala daerah yang ingin dipersonifikasi sebagai sosok semacam Jokowi yang dikenal egaliter.

Pada pilkada serentak 2017, Ahok-Djarot yang akhirnya mendapatkan tiket emas dari PDIP nyatanya juga mengenakan kemeja kotak-kotak, kendati tidak sama persis dengan kemeja kotak-kotak "Jokowi" sebagai identitas pasangan ini.

Apakah kemeja kotak-kota Ahok Djarot yang kental dengan nuansa PDI-P ini akan diikuti oleh para calon kepala daerah pada pilkada serentak 2017? Bisa jadi.

Namun, menilik Pilwalkot Salatiga, pasangan yang diusung koalisi PDI-P dan PKB yakni Agus Rudianto-Dance Ishak Palit (Rudi-Dance) tidak ikut dalam euforia kemeja kotak-kotak.

Batik "plumpungan"

Saat mendeklarasikan diri hingga mendaftarkan ke KPU setempat, Jumat (23/9/2016) lalu, keduanya malah memakai kemeja batik khas salatiga, yakni batik plumpungan. Warnanya dominan merah.

Nama Plumpungan mengacu pada sebuah batu prasasti yang ditemukan di dukuh Plumpungan, Desa Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Salatiga, peninggalan Raja Bhanu tahun 750 Masehi.

Motif batik kontemporer ini mulai populer sejak diciptakan oleh desainer setempat pada tahun 2004.

Menurut Ketua DPC PDI-P Kota Salatiga, Teddy Sulistio, pihaknya sengaja memilih batik Plumpungan sebagai kostum kebesaran pasangan Rudi-Dance karena ingin memaknai prasasti Plumpungan yang menjadi cikal bakal berdirinya Kota Salatiga.

"Enggak pakai jas sama peci, (itu) kuno. Pakai baju putih kayak wong nyinom (pelayan pada pesta pernikahan). Kita pakai batik Plumpungan khas Salatiga," kata Teddy.

Mengenai kostum para calon kepala daerah dari PDI-P ini, Sekjen DPD PDI-P Jawa Tengah Bambang Kusriyanto mengaku tidak ada aturan khusus. Misalnya harus memakai baju kotak-kotak ala Ahok-Djarot.

"Terserah mereka mau pakai apa," kata BK, panggilannya.

Menurut BK yang juga ketua DPRD Kabupaten Semarang ini, yang terpenting adalah bagaimana menyatukan potensi partai, baik yang ada di koalisi maupun partai pendukung, serta relawan untuk memenangkan Pilkada 2017.

Sebab, pada pemilihan wali kota-wakil wali kota Salatiga ini yang dihadapi Rudi-Dance adalah pasangan petahana.

"Jadi ini adalah pertarungan antara petahana dengan petahana, sebab Pak Rudi ini sebelumnya adalah Sekda lalu jadi Pj wali kota," imbuhnya.

Seperti diketahui, Pilkada Kota Salatiga 2017 diikuti oleh dua pasangan calon. Pertama adalah calon petahana, Yuliyanto-Muh Haris (Yaris) yang diusung oleh koalisi PKS, Golkar, PPP, Demokrat dan Gerindra. Sedangkan Rudi-Dance diusung oleh PDI-P dan PKB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com