Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menangis Ingin Buang Air Besar, Bocah 4 Tahun Tewas Dicekik Pengasuhnya

Kompas.com - 18/09/2016, 14:38 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

SINGKAWANG, KOMPAS.com - Seorang bocah berusia 4 tahun menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh pengasuhnya, Yul (24).

Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (11/9/2016) di rumah pelaku, Jalan Pulau Natuna, Kelurahan Pasiran Singkawang, Kalimantan Barat.

Kepala Bidang Humas Polda Kalbar Komisaris Besar Suhadi SW mengatakan, peristiwa itu terjadi ketika korban berinisial LF rewel dan menangis karena ingin buang air besar.

Pada saat yang sama, pelaku sedang merokok, lalu membuka baju korban dan mengantarnya ke kamar mandi. Ketika dibawa ke kamar mandi, korban masih rewel.

Ironisnya, pelaku menyiksa korban dengan harapan korban berhenti menangis. Akibatnya, korban semakin menangis karena merasa kesakitan. Pelaku mencekik leher korban untuk menghentikan tangisnya.

"Beberapa menit kemudian, korban langsung terjatuh membentur lantai kamar mandi dan korban terdiam," kata Suhadi, Minggu (18/9/2016).

Karena korban terlihat diam, pelaku menyiramnya dengan air agar korban bangun. Namun, korban tidak sadarkan diri sehingga pelaku panik dan lari keluar rumah.

Pelaku kemudian masuk lagi ke dalam rumah dan membawa korban ke RS Harapan Bersama Singkawang.

"Namun, jiwa korban sudah tidak tertolong dan akhirnya meninggal dunia," jelas Suhadi.

Suhadi mengatakan, pengungkapan kasus ini memakan waktu sepekan setelah kejadian karena Polres Singkawang menunggu kedatangan orangtua korban yang sedang bekerja di Malaysia.

"Setelah orang tua korban mengizinkan pihak kepolisian untuk melakukan otopsi guna mengetahui penyebab kematian," jelas Suhadi.

Berdasarkan pemeriksaan awal hasil otopsi, di tubuh korban ditemukan adanya tanda-tanda lebam di tubuhnya serta bekas luka sundutan rokok di dua titik di lengan kiri. Hasil otopsi menyebutkan bahwa penyebab kematian korban karena kekurangan banyak oksigen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com